BATU (SurabayaPost.id) – Seruan memboikot perusahaan jasa layanan pengiriman JNE dari beberapa kalangan ormas di beberapa daerah sangat disayangkan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Kota Batu, Habib Maulana. Apalagi, kata dia, hanya karena dipicu unggahan video ucapan selamat ulang tahun ke – 30 tahun bagi JNE pada kanal YouTube dan Twitter JNE dari salah satu ustad yang dinilai radikal.
Habib Maulana yang notabene Ketua Forum Panti Asuhan se – Kota Batu sekaligus Pengurus Panti Asuhan se Jawa Timur, mengaku prihatin. “Sebab, pemboikotan tersebut salah sasaran,” kata dia kepada SurabayaPost.id, Sabtu (12/12/2020).
“Makanya saya sangat menyayangkan seruan gerakan boikot pada JNE yang dilakukan oleh beberapa ormas di beberapa daerah,” katanya.
Karena, kata dia, gerakan boikot tersebut, selain salah sasaran, juga tidak ada hubungannya dengan ucapan ulang tahun yang disampaikan dari salah satu Ustad yang dinilai radikal. Apalagi, menurut dia, owner JNE, Mohammad Riadi sangat peduli terhadap masyarakat.
“Sebagai contoh nyata di Malang Raya, JNE dengan kepeduliannya menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,5 miliar lebih setiap tahunnya. Itu disalurkan kepada 76 panti asuhan se Malang Raya,” ungkapnya.
Itu, ungkap dia, belum lagi ketika JNE ulang tahun, ownernya mengajak anak – anak panti asuhan se Malang Raya untuk belanja kebutuhan panti.
“Dan itu juga dilakukan di Kota – Kota yang lain selain di Malang Raya. Owner itu sangat peduli, dan juga menginstruksikan kepada para Kepala – Kepala Cabang di semua daerah untuk melakukan hal serupa,” paparnya.
M Hariadi itu, papar dia selalu bersedekah dan mengurusi anak yatim dan janda – janda yang tidak mampu. Oleh karena itu, pemboikotan yang dilakukan beberapa ormas di beberapa daerah karena dipicu dengan berita yang sedang viral.
“Saya tegaskan jangan karena gara – gara ada orang yang telah diklaim radikal. Yang mengucapkan hari ulang tahun kepada JNE, lantas JNE juga jadi sasaran klaim bagian dari radikal. Hal itu salah besar,” serunya.
Dengan demikian, seru dia, bahwa dirinya sebagai pengurus panti asuhan se Jawa Timur sangat menyayangkan tindakan salah yang mereka lakukan. Dengan cara memboikot sebuah perusahaan yang selama ini peduli terhadap anak – anak panti sangat luar biasa.
“Yang saya khawatirkan juga, kalau boikot ini terus menjalar di berbagai daerah, dan omset JNE menurun, kemudian kalau sampai ownernya bertindak melakukan PHK pada 13 ribu pekerjanya. Hal itu bakal berdampak kepada para pekerja,” terangnya.
Apalagi, terang dia, pekerjanya JNE tersebut,juga banyak dari anak – anaknya rekan – rekan kita. Maka dari itu, ia mengingatkan agar berpikir lebih jauh sebelum aksi boikot itu dilakukan.
“Yang perlu diinformasikan panti asuhan se Indonesia bisa melakukan klarifikasi melakukan tabayyun agar semuanya ini jadi lurus dan tidak ada boikot – boikotan,” pungkasnya (Gus)
Leave a Reply