BATU (SurabayaPost.id) – Juru Sembelih Halal Indonesia (Juleha) Malang Raya bekerjasama dengan Halal Center dari Ponpes Bahrul Maghfiroh, Kota Malang.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengoptimalisasi organisasi, Juleha Malang Raya. Giat tersebut, berlangsung pada 20 sampai 21 Maret di Villa Ahlami, Jl Metro Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Menurut Ketua Juleha Malang Raya, Akhmad Yani, Senin (22/3/2021) tujuan adanya kerjasama tersebut untuk mendukung meningkatkan Malang Raya menjadi destinasi kawasan halal.
“Sehingga para anggota yang memiliki atau bekerja di Rumah Potong Hewan Umum dapat memiliki sertifikasi halal untuk tempatnya.Kalau BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) itu sertifikasi bagi penyembelihnya,” katanya.
Selain itu, kata dia, program kegiatan lainnya bakal dilakukan kaderisasi anggota. Itu, kata dia, untuk di Malang Raya sendiri, jumlah anggotanya Juleha sejumlah 160 orang.
“Di Kota Malang sebanyak 103 orang, lalu Kabupaten Malang sejumlah 54 orang. Dan Kota Batu ada 3 orang, tahun ini InsyaAllah kami akan mengajak anggota baru disini (Kota Batu) karena memang jumlahnya saat ini kurang,” ungkapnya.
Untuk target,ungkap dia, diupayakan sebanyak-banyaknya masyarakat bisa bergabung.
“Nantinya, sosialisasi dilakukan dengan mendatangi beberapa masjid untuk mengedukasi takmir tentang menyembelih hewan ternak halal sesuai syariat Islam,” paparnya.
Dari sisi lain, papar dia, kegiatan tersebut, menurutnya juga merupakan bagian dari dakwah di bidang agama.
“Di Kota Batu dalam waktu dekat ada 3 masjid yang bakal kami datangi, selain itu biasanya sosialisasi kami lakukan mulai bulan Syawal sampai menjelang Idul Adha,” ujarnya.
Lantas, ujar dia, program kegiatan lainnya yang bakal dilakukan, menurutnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) anggota saat ini.
“Terutama pembekalan materi publik speaking yang baik dan benar. Sebab, tidak jarang anggota Juleha Malang Raya seringkali dimintai menjadi pemateri di beberapa kegiatan.Kemudian program lainnya meningkatkan anggota untuk ikut sertifikasi dari BNSP Juleha, Alhamdulillah saat ini sudah ada sejumlah 29 orang,” terangnya.
Selain itu, terang dia, pihaknya juga bekerjasama dengan pemerintah baik di daerah maupun pusat. Seperti yang sudah terjalin selama ini dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan di Kota Batu dari Kementerian Pertanian.Yang menurutnya setiap tahunnya menyelenggarakan Sertifikasi BNSP tingkat nasional.
“Kalau di Kota Malang kami bekerjasama dengan Rumah Potong Hewan di sana karena biasanya dijadikan tempat prakteknya,” jelasnya.
Itu, jelas dia, setiap harinya di RPH Kota Malang, anggotanya bisa menyembelih sekitar sejumlah 30 ekor sapi. Untuk ayam potong dari 26 tempat yang di survey bisa memotong 25 ton setiap harinya.Itu, menurutnya menunjukkan bahwa Juleha Malang Raya termasuk produktif.
“Kini tengah fokus untuk meningkatkan edukasi penyembelihan ayam potong. Menurutnya saat ini tukang jagal khusus unggas itu masih krisis pengetahuan. Dalam waktu dekat ini (di Kota Malang) ada sertifikasi penyembelih ayam potong, pesertanya dari pedagang ayam nanti yang sertifikasi dari Dinas Ketahanan Pangan,” katanya.
Apalagi kata dia, untuk anggota Juleha Malang Raya sendiri yang menjadi penyembelih ayam masih sedikit yakni hanya 6 orang.
Dengan begitu, kedepannya sosialisasi dan edukasi juga bakal digalakkan tentang penyembelihan ayam yang baik dan benar.
Disisi lain, pihaknya juga pernah mendatangi beberapa tempat pemotongan ayam. Hasilnya, ditemui rata-rata penyembelih tidak memotong urat ayam sampai terputus.
“Padahal sesuai dengan Mazhab Imam Syafi’i ada empat saluran bagian leher harus benar-benar terputus. Yakni dua saluran arteri, lalu lainnya saluran makanan dan saluran nafas,” tegasnya.
Itu, tegas dia, kadang masih menyisakan salah satunya, lalu ketika membersihkan bulu ayam menggunakan air yang tidak mengalir jadi caranya masih kotor sehingga najis.
Yang perlu diketahui, lanjut dia, keberadaan Juleha sangat berperan dalam menentukan halal atau tidaknya daging sembelihan. Total ada 13 unit kompetensi yang harus dimiliki Juleha.
“Kompetensi ini dibagi menjadi dua kategori besar, yakni pengembangan profesionalitas dan pengelolaan penyembelihan. Setiap tahapan penyembelihan secara akurat, mulai dari memposisikan hewan saat disembelih, pelafalan lafaz Allah sebelum menyembelih, hingga penggunaan pisau,” ucapnya.
Kompetensi tersebut, kata dia, menerapkan teknik penyembelihan hewan inilah yang paling menentukan kehalalan daging.Peserta juga harus bisa memeriksa kelayakan proses penyembelihan.
“Seperti mengidentifikasi sayatan hingga memeriksa proses keluarnya darah. Terakhir, peserta harus bisa menetapkan status kematian hewan dengan memeriksa organ-organ tertentu, seperti mata, organ pernapasan, dan pembuluh darah leher,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply