MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Kedai Kopi Mbah Ndut Kayutangan “Berkonsep Heritage”Jadi Jujugan Wisatawan Mancanegara. Bahkan, Mantan Menteri Perdagangan Era SBY Juga Berkunjung ke Kedai Kopi yang berada di Jalan Basuki Rahmad Gang 4 Nomer 938, Kelurahan Kauman, Klojen, Kota Malang Jawa Timur.
Sebagaimana diketahui, kawasan wisata heritage Kayutangan di Kota Malang begitu sayang untuk dilewatkan. Nuansa deret bangunan bergaya art deco tersaji apik, termasuk suguhan kulinernya. Salah satu kedai kopi di sana bahkan menjadi magnet kuat dari para pengunjung untuk dinikmati.
Kedai kopi bernama Hamur Mbah Ndut itu memang belum lama didirikan. Namun daya tariknya membuat para pecinta kopi betah berlama-lama untuk singgah di sana. Letaknya yang masuk ke dalam gang 4 kayutangan, membuat kesan lawasnya semakin terasa.
Uniknya, sajian kopi di sana hanya menjual jenis otentik dan jajanan zaman dahulu. Berikut keunikan wisata kuliner di Malang yang tak boleh terlewatkan ini.
Nuansa khas tahun 1960-an begitu terasa saat memasuki Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut. Itu karena posisi kedai yang jadi satu dengan rumah tinggal, khas masyarakat tempo dulu.
Rudi Haris sang pemilik kedai kopi, sekaligus yang menempati rumah tersebut mengatakan jika rumah kedai di tempatnya sudah berdiri sejak tahun 1923 dan terletak di Jalan Basuki Rahmat Gang 4 No 938.
Atap bangunannya memiliki motif pelana, dengan ukuran 8,5×17,5 meter persegi. Pemilik pertamanya adalah Haji Ridwan dan Mardikyah yang diteruskan oleh keluarga ibu Saadiyah, dan kini ditinggali dan dikelola oleh Rudi Haris keturunan ketiga dari Ibu Mardhkyah dengan mempertahankan aslinya.
“Masih asli dan tidak diubah bentuk rumahnya. Hanya memang bagian depan saja yang ketambahan. Ada kanopi dan toko. Kanopi ini juga sudah cukup lama, sejak 1994. Jadi pertama kali di Indonesia ada kanopi, saya pasang. Di sini juga ada banyak barang-barang lama, jadi kita keluarkan ke depan. Seperti radio itu dibeli tahun 1961, kwitansinya juga masih ada. Harganya Rp6.900 waktu itu, belinya di Toko Srikandi dulu ada di perempatan situ. Sekarang tokonya jadi Hotel Whiz Prime,” cerita Rudi, Kamis (20/10/2022).
Dari penelusuran awak media, banyak perabotan khas Hamur Malang Lawas. Hamur memiliki arti rumah dalam bahasa lawas Malangan. Sesuai namanya, di Kedai Kopi Hamur Mbah Ndut juga terdapat perabotan tempo dulu yang terpajang, mulai dari kursi dan lemari kayu lawas, teko, kaset, telepon, timbangan, tas koper, TV, hingga radio.
Rudi bercerita bahwa dirinya dulu mengelola toko sembako di rumah ini. Namun sejak 2018, kala Pemkot Malang menetapkan kawasan Kayutangan menjadi kawasan wisata, Rudi Harus mulai membuka kedai kopinya karena melihat potensi banyaknya wisatawan yang datang ke kampungnya.
Menurutnya, tempat ngopi miliknya itu merupakan kedai pertama di koridor Kayutangan Heritage. “Kedai pertama setelah kampung ini disahkan jadi tempat wisata oleh Bapak Walikota Malang,”ujarnya.
Jadi sebelum penduduk lain itu membuat warung kopi, saya duluan. Kemudian karena tempat saya ini ramai, mulai banyak warga yang ikut (mendirikan warung kopi). Kalau di sini kan rumahnya juga menunjang ya untuk spot. Ini rumah dari eyangnya istri saya, rumah punden bagi keluarga besar. Memang dari dulu dikenal rumahnya Mbah Ndut, karena tubuhnya ibu mertua saya gendut,” terang pria tiga anak asli kayutangan tersebut.
Disela bincang dengan SurabayaPost.id, Rudi tampak menyuguhkan menu yang tidak neko-neko di kedainya, yakni hanya kopi tubruk dan kopi susu. Di kedainya, ia juga menjual jajanan manis berupa kue onde-onde, jemblem serta sekoteng yang bisa menjadi pendamping ciamik saat menyesap kopi di kedainya.
Untuk harga Rudi menjualnya dengan ramah di kantong yakni Rp 7 ribu untuk kopi tubruk, sedangkan kopi susu Rp 8 ribu serta sekoteng Rp 5 ribu. Jam operasionalnya, setiap hari mulai pukul 08.00 WIB dan biasanya akan tutup sementara menjelang magrib dan buka lagi setelah isya.
Keunikan kedai kopinya serta konsep heritage di Kayutangan konon sampai ke telinga warga Malaysia. Menurut Rudi, saat di awal pembukaan Kampoeng Kajoetangan ini, dirinya pernah kedatangan dua orang tamu dari negeri jiran yang merupakan penikmat rumah-rumah heritage.
“Dia arsitektur rumah kuno. Saat buka IG katanya muncul rumah saya. Lalu mereka terbang ke Surabaya dan lanjut naik travel ke sini. Saya waktu itu belum buka, masih bersih-bersih, tapi orangnya sudah di depan pagar sini. Mereka hanya duduk di lantai selama setengah hari sambil ngopi, sambil saya disuruh bercerita tentang kampung. Lalu langsung pamit pulang ke Malaysia. Jadi dari Malaysia ke Indonesia tujuannya hanya ke sini. Ini menjadi sebuah semangat buat saya,” lanjut Rudi.
Selain itu, juga ada beberapa wisatawan dari mancanegara lainnya, seperti dari Belanda, Jerman, Perancis, Malaysia (arsitektur pecinta heritage), Brunei.
“Bahkan baru – baru ini, mantan Menteri perdagangan era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Prof Mari Elka Pangestu, M.Ec., Ph.D. Beliau menyempatkan mampir ke kedai saya pada tanggal 12 Agustus 2022,” terangnya.
Dari situ, dirinya semakin optimis dan terus menularkan geliat wisata dengan mengajak pemilik rumah di sekitarnya agar terbuka dengan wisatawan. Tujuannya agar wisata heritage di Kayutangan semakin meriah.
“Saya getok tularkan akhirnya banyak pemilik rumah yang membuka pintu rumahnya. Kalau tempat saya ini terbuka, orang mau masuk monggo mau lihat-lihat ke dalam silakan, bahkan mau lihat kamar saya persilakan. Jadi rumah yang paling terbuka ya rumah saya ini,” tandasnya.
Bahkan kata dia, Walikota Malang, H Sutiaji sangat mendukung langkah UMKM untuk mendongkrak perekonomian di Kota Malang.
“Beliau juga menyempatkan mampir ke kedai kami pada beberapa waktu lalu,” pungkasnya. (lil)