Beberapa kali pria yang akrab disapa Pak Mbois ini menunjukan gestur wajah serius. Termasuk, perasaan emosi saat pemain lawan kerap mengulur waktu.
“Ini adalah bentuk nasionalisme yang saya dan masyarakat tunjukkan, tidak ada sekat semua melebur dukung Timnas,” imbuhnya.
Walau pertandingan berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan tuan rumah. Wahyu tetap merasa bangga dengan perjuangan para pemain. “Perasaan kecewa iya, tapi rasa bangga tetap nomor 1,” ungkapnya.
Momen ini dijadikan Wahyu untuk membuktikan dirinya adalah pemimpin segala kalangan. Mulai dari anak muda muda hingga dewasa. Hal ini selaras dengan salah satu program unggulannya yaitu 1.000 event setiap tahun. Tidak hanya acara kebudayaan dan kesenian tapi juga menyasar ke bidang olahraga.
“Acara ini sesuai dengan program saya, jadi nanti saya bisa paham selera warga Kota Malang,” pungkasnya. (**)