BATU (SurabayaPost.id) – Adi Satrio Widodo alias Adi Tamboen diancam dilaporkan ke aparat berwajib. Sebab, warga Kota Batu itu dituduh melakukan penipuan ratusan juta dengan mencatut nama besar Wali Kota Eddy Rumpoko beserta istrinya, Dewanti Rumpoko.
Pengusaha yang merasa ditipu itu adalah Choiriyah. Warga dari Desa Tambaksari, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang itu merasa kesal karena proyek yang dijanjikan Adi Tamboen tahun 2016 silam hingga kini hoax.
Padahal, Choiriyah mengaku sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 140 juta. Uang itu dipinjam Adi katanya untuk menjamu tamu pejabat ER dari pusat. Choiriyah mengaku mau memberi pinjaman pada Adi karena dijanjikan akan diberi proyek.
Pengakuan itu, disampaikan Choiriyah yang mengaku sebagai korban dugaan penipuan Adi Tamboen dengan lantang. Itu disampaikan langsung oleh korban yang didampingi beberapa anak buahnya di Rumah Makan Wareg, Kota Batu, Senin (9/11/2020) malam.
Nenurut korban Adi Tamboen meminjam uang Rp 140 juta. Transaksi peminjaman itu terjadi tiga kali dan disertai dengan bukti transfer yang masih tersimpan.
“Pertama saya kenal karena dikenalkan Renaldi. Saat itu mengaku orang dekatnya Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko,” katanya.
Selang beberapa hari kemudian, menurut korban, Adi datang ke rumahnya. Adi mengaku mengantar istri Eddy Rumpoko, Dewanti Rumpoko ke salah satu kampus di Kota Malang untuk mengajar. “Kemudian dia ngomong daripada menunggu di kampus bengong sendiri, mampir ke rumah saya,” ungkapnya
Saat itu pula, Adi menurut Khoiriyah mau pinjam uang, dengan dalih untuk menyervis tamu-tamu penting ER. Sebab kata dia, mereka harus mendapat pelayanan yang lebih dan istimewa. Apalagi pejabat penting yang datang ke Kota Batu.
“Jadi otomatis kayak Menteri-Menteri kalau datang ke Batu, Wali Kota nya harus menjamu. Setiap mau pulang pasti beli oleh – oleh dan sebagainya. Sambatnya (mengeluhnya) Adi kepada saya seperti itu,” tutur Khoiriyah.
Selanjutnya, menurut korban, Adi berjanji akan segera mengembalikan uang tersebut, kalau sudah dikasih oleh ER. Adi juga mengaku pada saat itu, kata dia, ER sedang keluar kota.
Makanya, yytur dia, Adi mengaku butuh uang sebesar Rp 75 juta. Dan uang itu, jumlahnya sesuai yang tertera di kwitansi bukti transfer ini. Transfer uang Rp 75 juta itu pada tanggal 8/4/2016. Adi mengaku pada dirinya bila ER untuk keperluan menjamu tamu-tamu penting dari Kementrian.
Karena, papar Choiriyah, Adi mengaku telah mendapat tugas dari ER. Selanjutnya, pada 23 April 2016, Adi pinjam uang lagi, dengan alasan yang sama. Nominalnya senilai Rp 40 juta.
“Kala itu, Adi masih tetap berdalih uang tersebut untuk keperluan para tamunya Pak ER yang perlu diservis (traktir). Dan Adi bilang uang itu mau dikembalikan secepatnya. Dan ia juga mengaku telah mendapat jatah proyek sejenis PL dan itu dijanjikan mau dikasihkan kepada saya,” terangnya.
Menariknya lagi, Adi menurut korban selain berjanji uang yang telah dipinjamnya itu bakal segera dikembalikan, juga mengeluarkan jurus ampuhnya. Sebab, pekerjaan proyek sejenis PL dari ER bakal diberikan semuanya. Korban mengaku sangat percaya kepada Adi saat itu.
“Berikutnya, besaran uang yang ditransfer besarannya bervariasi, dari sejumlah Rp 25 juta, itu transaksinya di Kantor DPRD Kota Batu, dan itu tidak melalui transfer. Artinya, dari sejumlah besaran uang Rp 140 juta tersebut, transaksinya terjadi sebanyak tiga kali. Pertama, senilai Rp 75 juta, kemudian Rp 40 juta. Berikutnya sejumlah Rp 25 juta,” ngakunya.
Celakanya lagi, kata korban, Adi untuk meyakinkan dirinya sempat mengajak ke lokasi Rest Area di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. “Saat ada di lokasi, Adi mengaku bahwa tempat tersebut bakal segera dibangun Rest Area, ruko-ruko dan pengadaan proyek itu adalah jatahnya Adi, katanya. Dan proyek itulah yang bakal dikasihkan kepada saya. Pada saat itu, saya bersama anak buah, juga sempat mengukur luas lahannya. Itu terjadi pada tahun 2016 silam,” katanya.
Dengan berjalannya waktu, menurut korban, apa yang dijanjikan Adi, ternyata itu semua hanya sebatas janji belaka. Sebab tidak sesuai kenyataannya.
“Sampai saat ini, Adi tidak punya niatan baik untuk mengembalikan uang saya. Dan pada saat di hubungi via ponselnya Adi juga tidak merespon dan malah nomor ponsel saya di blokir,” ungkapnya.
Dengan kejadian ini, Choiriyah mengaku kesal dan bakal segera melaporkan kepada pihak yang berwajib. Dan laporan itu, nantinya bertujuan supaya tidak ada korban-korban lagi selain dirinya.
“Dan saya yakin, Pak ER kalau mendengar informasi ini bakal marah. Itu karena namanya dicatut dan digunakan tidak baik oleh Adi,” ucapnya.
Saat disinggung dengan dasar apa begitu langsung percaya kepada Adi.Choiriyah mengaku,karena pelaku mencatut nama besar ER dan istrinya.
“Apalagi, kalau pada saat main ke rumah, dia mengaku mobil yang dikendarai itu katanya milik Ibu Dewanti. Dan dia mengaku bahwa mobil itu sebenarnya plat nomornya merah, tapi diganti plat nomor warna hitam,” timpalnya.
Sekadar diketahui, Choiriyah mengaku sengaja membeberkan kejadian ini, karena merasa kesal kepada Adi. Dia meyakini ER beserta istrinya tidak mengerti kalau nama besarnya sedang dicatut hanya untuk dugaan tipu muslihat semata.
“Saya ingin Pak ER dan Ibu Dewanti mengerti bahwa nama besarnya sudah dicatut seperti itu.Dan apa yang saya sampaikan ini akan saya pertanggung jawabkan, karena saya mengantongi bukti transfer kepada Adi. Selain itu juga ada beberapa saksi untuk menguatkan laporan saya nanti,” tegasnya.
Sementara itu, Adi Tamboen saat dikonfirmasi via ponselnya terkait persoalan tersebut, tidak membantah. Meski begitu ia mengaku bila informasi itu ada yang benar dan ada yang tidak.
“Makanya saya ini kemarin sudah komunikasi dengan Bu Ira (Choiriyah) karena Ibu saya sudah dua bulan masuk Rumah Sakit. Saya ingin ketemu Bu Ira dulu, karena beliau sebenarnya sudah tahu, yang sebenarnya,” katanya.
Itu, kata dia, dirinya sudah telepon pada Ira. Mkanya ia mengaku tidak bersetetmen masalah Bude Wanti. “Kalau Pak Eddy iya, karena saat itu ada Pak Ayik, dan Bu Ira ketemu di Rest Area,” terangnya.
Saat disinggung apa yang disampaikan Choiriyah itu benar dan tidaknya Tamboen mengaku ada benar dan tidaknya informasi tersebut.
“Yang benar saya ke rumahnya Bu Ira itu benar karena ada janji dari mantan Kepala Bidang pada saat itu. Bu Ira pada saat ke Rest Area juga ketemu beliaunya langsung saat itu,” jelasnya.
Disinggung terkait dengan pinjaman uang yang mencatut nama Menteri ànehnya Tamboen malah menjelaskan lagi kalau ketemu Ira itu benar. “Dan masalah pinjam uang itu betul. Tapi kalau mencatut nama Bu Dewanti, tidak benar. Alasannya karena saat itu masa kepemimpinan Pak Eddy Rumpoko,” ngakunya.
Sedangkan saat disinggung bahwa dirinya sering mengaku mengantar Dewanti ke kampus, Tamboen mengaku, “Itu salah mas dan yang ke kampus itu Pak Eddy bukan Bu Dewanti,” kelit Tamboen (Gus)
Leave a Reply