BATU (SurabayaPost.id) – Anggota Komisi B DPRD Kota Batu Saifudin menyoroti pengangkatan Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Batu, PT Batu Wisata Resource (BWR) dan besaran penyertaan modal yang dikelola mantan Direktur BWR sebelumnya.
Menurut Saifudin, dari hasil rapat dengan BWR beberapa hari yang lalu, mempertanyakan proses pendaftaran Direktur BWR. Selain itu besaran modal yang dikelola direktur sebelumnya untuk apa saja.
“Karena selama ini, kami dari Komisi B DPRD Kota Batu tidak dikasih tau. Dan kesannya ujuk – ujuk diangkat begitu saja direktur BWR yang baru ini,” kata Saifudin, Jumat (17/6/2021).
Politisi PKS ini ingin tau profil calon – calonnya. Tujuannya agar bisa memberi masukan dan yang layak siapa.
“Itu yang tidak ada koordinasi. Mengingat terkait Direktur BWR sebelumnya sudah selesai masa baktinya. Lalu pertanggungjawabannya seperti apa,” tanya dia.
Dia sempat menanyakan kepada Direksi BWR Aris Setiawan yang juga Kepala Dinas DLH Kota Batu.
“Pak Aris menyampaikan ada piutamg sekitar Rp 3 miliar yang sedang ditagih. Meski begitu, Pak Aris tidak menjelaskan dimana saja dan untuk apa besaran uang penyertaan modal yang bersumber dari APBD Kota Batu tersebut,” paparnya.
Oleh karena itu, ia mempertanyakan apa yang mau dilakukan dan yang mau dikerjakan oleh Direktur BWR yang baru.
” Karena dana BWR yang tersedia saat ini sekitar Rp 170 juta.Sedangkan informasi penyertaan modalnya BWR sebelumnya sangat fantastis, jumlahnya sekitar Rp 11 miliar,” terangnya.
Itu, terang dia, dari besaran penyertaan modal belasan juta tersebut, ketika pergantian pengurus direktur yang baru, dana tersebut, informasinya hanya tersisa Rp 170 juta.
Saat disinggung terkait peruntukannya, besaran penyertaan modal BWR yang digelontorkan sebelumnya, dan pertanggungjawabannya seperti apa, Saifudin mengaku akan meminta catatan barang – barangnya apa saja dan dimana.
“Artinya untuk usaha aset – asetnya apa saja saya minta rinciannya.Saya sempat kaget setelah dapat info dari Pak Cahyo bahwa total semuanya penyertaan modal BWR itu sebesar Rp 11 miliar,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia mempertanyakan Direktur BWR yang baru menjabat. Menurutnya bagaimana cara menjalankan kerjanya.
“Dan yang akan kami pertanyakan lagi, pertanggung jawabannya dana APBD Kota Batu sebesar itu, kok tidak ada wujudnya,” ungkapnya.
Karena, ungkap dia,ketika penyertaan modalnya hanya tersisa segitu. Siapa saja yang jadi direkturnya ketika kondisi keuangannya hanya tersisa Rp 170 juta untuk diputar, Saifudin meyakini sangat berat.Olehkarena itu, ia berjanji bakal segera menanyakan.
“Asetnya apa saja dan bentuk usahanya apa agar jelas. Bentuk usahanya apa saja,” ujarnya.
Sementara ini, ujar dia,,yang diketahui,usahanya ada bengkel yang terletak di Jalan Kartini, Kota Batu,serta toko peracangan sembako.
“Yang perlu diketahui, BWR tersebut, di Perdanya jelas, dibidang sektor pertanian dan wisata dan beberapa lainnya. Tragisnya,dalam satu tahun dari besaran modal tersebut, BWR hanya setor sebesar Rp 38 juta.Berarti dalam satu bulannya kisaran 3 juta,dengan besaran penyertaan modal sekitar Rp 11 miliar itu,” tegasnya.
Yang perlu diketahui lagi, ia mengaku setahun yang lalu pernah nenyampaikan bahwa BWR itu sudah tidak sehat.
Itu tercermin dengan besaran penyertaan modal yang dikelola tak jelas progresnya dab pertanggung jawabannya seperti apa.
“Kenyataannya memang dananya habis.Kalau kondisinya seperti ini tidak efektif.Di perdanya jelas, agar BUMD ini bisa berjalan bagus bukan hanya mengeluarkan anggaran tetapi hasilnya nihil,” serunya. (Gus)
Leave a Reply