MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Makin mendekati masa pencoblosan, isu tak sedap yang menyudutkan Calon Wali Kota Abah Anton semakin gencar.
Isu yang dihembuskan itu baik melalui pesan singkat, banner ujaran kebencian yang Provokatif, serta medsos semakin santer.
Namun, masyarakat saat ini sudah cerdas. Kecintaan masyarakat Kota Malang kepada Abah Anton sulit digoyang dengan hal hal menyudutkan yang tak beralasan.
Kota Malang harus kondusif. Adu gagasan inovatif yang di butuhkan masyarakat,akan tetapi akhir akhir ini kenyataannya banyak kegiatan kampanye yang dilakukan untuk menyerang lawan politiknya dengan melakukan kampanye gelap atau black campaign.
Black campaign merupakan model kampanye dengan cara membuat suatu isu atau gosip yang ditujukan kepada pihak lawan, tanpa didukung fakta atau bukti yang jelas (fitnah).
Dilihat dari fakta yang terjadi meski di goyang isu menyudutkan ternyata Abah Anton semakin digandrungi masyarakat.
Sosok calon pemimpin yang dermawan dan peduli wong cilik ini masih tetap di hati masyarakat. Kharismatik Abah Anton tetap menjadi magnet dan tak tergoyahkan.
Terbukti, kala Abah Anton berkunjung ke Pasar Sukun pada Jumat (18/10/2024) kemarin, begitu Abah Anton turun dari kendaraan, mendapat sambutan meriah dari para pedagang maupun pengunjung.
Kepada warga yang ditemui di Pasar Sukun Abah Anton meminta doa dan dukunganya. “Mohon doa dan dukunganya, agar kami dan Pak Dimyati amanah untuk kembali memimpin Kota Malang,”tutur Abah Anton.
Warga antusias menemui Abah dan menyatakan dukunganya untuk memilih pasangan Abah Anton- Dimyati (ABADI).
Usai berkeliling Pasar Sukun, Abah menyempatkan diri, mampir ke Pondok Pesantren Darul Muttaqin.
Di Pondok Abah bertemu dengan Ustadz Sujai, pimpinan Darul Muttaqqin, yang beralamat di Jalan S. Supriyadi Gg: 9 No. 69A, Sukun.
Tidak hanya warga Pondok yang menyambut Abah Anton, tetapi masyarakat sekitar yang mengetahui kehadiran Abah Anton, langsung berdatangan menemui Paslon Nomor 3 tersebut.
Ustadz Sujai menyampaikan, kunjungan Abah tidak direncanakan, tapi kabar kehadiran Abah Anton cepat menyebar, dan banyak orang segera datang untuk bersalaman dan berfoto bersama.
“Orang-orang tidak terpengaruh dengan isu-isu fitnah yang menjelekkan Abah Anton. Buktinya, saat beliau mampir ke pondok, warga pada berdatangan menghampiri, menyapa, salaman, foto bersama, seperti ketemu tokoh idola,” ungkap Ustadz Sujai menanggapi kehadiran Abah Anton.
Pada kesempatan tersebut Ustadz Sujai menyampaikan harapannya terkait pendidikan di Indonesia juga nasib rakyat kecil.
“Kami berharap pendidikan SD dan SMP untuk warga Malang kota bisa gratis. Kami ingin seperti dulu lagi, rakyat kecil diperhatikan,” ujarnya pada Abah Anton.
Harapan Ustadz Sujai mendapat respon positif. Abah Anton menyanggupi semua permintaan, sambil mengajak mengingat kembali masa ketika dirinya menjadi walikota pada 2013-2018 silam.
“Saya jadi walikota tidak mencari bayaran. Masih ingat? Semua untuk rakyat, untuk sedekah. Kalau tidak bisa dari kebijakan APBD ya dari CSR selain dari gaji saya. Makanya ayo tanggal 27 November ramai ramai ke TPS, ” ajak Abah Anton. (*)