MALANG (SurabayaPost.id) – Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang melakukan terobosan spektakuler. Demi mempertajam link and match, BBPPMPV BOE Malang melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 33 lembaga di Hotel Harris Malang, Sabtu (10/4/2021).
Penandatanganan MoU –yang bisa jadi memecahkan MURI– itu disaksikan langsung Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Dirjen Kemendikbud RI), Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D dan Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Dr. Ahmad Saufi, S.Si., M.Sc.
Bahkan, yang menandatangani MoU itu tak hanya Plt Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang, Dr Ir Abd Rochim, MM. Sebab, Dirjen Kemendikbud RI), Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D juga ikut menandatangani MoU dengan puluhan lembaga itu.
Ke-33 lembaga itu meliputi beberapa kategori. Misalnya, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), IDUKA, dan Dinas Pendidikan dari beberapa provinsi di Indonesia.
Rinciannya yntuk lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ada lima. Di antaranya LKP IPTTI, LKP Putra Galuh, LP3I Surabaya dan LKP Brand Brilliant College.
Sedangkan untuk Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV) adalah Politeknik Pekerjaan Umum, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang. Lalu Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Negeri Banyuwangi.
Sementara lembaga kategori IDUKA di antaranya Aneka Motor Service, Hery Motor Servis Lamongan, PT. Bojong Westplas, PT. Rasicipta Consultama, PT. Enviro Tools, PT. CNC Controller Indonesia dan PT. Bumi Intan Gemilang.
Disamping itu, PT. Inixindo Widya Utama, PT. PAL, Bengkel Formula, PT. Samsung Electronics Indonesia, PT. NEC MPI Yogyakarta, PT. Propan Raya Industrial Coating Chemical, AHASS Asia Group.
Lembaga kategori Dinas Pendidikan ada 10. Di antaranya Dikbud Maluku Utara, Dinas Pendidikan Papua Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Dinas Dikbud Provinsi NTB, Dikbud Provinsi Maluku, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Dikpora DIY.
Dirjen Kemendikbud RI), Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc, Ph.D yang menyaksikan penandatanganan MoU itu dengan sangat antusias. Dia mengatakan bahwa terobosan itu dilakukan untuk mempertajam link and match.
“Ini sebagai upaya khusus. Ya kita “kawinkan” mereka lewat MoU ini. Itu ada Perusahaan, SMK, perguruan tinggi vokasi, industri seperti PT PaL, Samsung, AHASS dan juga ada lembaga kursus pelatihan. Itu sudah kita “kawinkan” lewat MoU ini,” kata dia.
Untuk itu, kata dia, kurikulum akan ditajamkan. Sehingga bisa menjadi acuan yang kuat dalam membangun link and match antara dunia usaha, industri dan pendidikan.
Makanya, kata dia, praktisi di dunia usaha dan industri akan ditarik menjadi guru atau dosen. “Harapannya agar bisa mempercepat perwujudan program ini,” jelas dia.
Dia juga mengatakan akan mendesain fast track (jalur cepat) di dunia pendidikan. Nanti ada SMK D2 Fast Track. Itu SMK “dikawinkan” dengan D2 yang masa studinya setelah SMK ditambah 1 semester dan magang satu tahun di industri. Sehingga lulus sudah berijazah D2.
Sedangkan D3 di-upgrade menjadi D4 atau sarjana terapan. “Itu terserah kampus, bukan dihapus. Kami mendorong seperti itu,” katanya.
Untuk itu, kata dia kurikulum SMK dipertajam. “Sehingga lebih adaptif soft skillnya meningkat. Kita harapkan mulai semester depan tahun ini sudah mulai,” tandasnya.
Harapannya lanjut dia, lulusan SMK semakin banyak yang BMW: bekerja, melanjutkan studi dan bisa berita usaha. “Tidak banyak lagi pengangguran, bisa melanjutkan studi dan berwirausaha,” jelasnya.
Karena itu harus bersinergi dengan pihak lain. Baik di Kementerian maupun pihak atau institusi lainnya. “Sehingga pendidikan vokasi bisa “kawin” sendiri, tanpa disediakan lagi,” pungkasnya.
Sementara itu Plt Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang, Dr Ir Abd Rochim, mengatakan bahwa MoU itu sudah dilaporkan ke Dirjen Kemendikbud.
Menurut dia link and match itu sangat penting. “Itu sebagaimana disampaikan Pak Dirjen harus terus disosialisasikan pada masyarakat,” jelas dia.
Menurut dia link and match dengan dunia industri perlu dilakukan. Itu mulai dari dunia pendidikan vokasi, industri, dan dunia usaha. Sehingga semuanya bisa bergerak bersama untuk kemajuan bangsa Indonesia kedepan.
Karena itu kata dia, link and math harus diperkuat lagi. Semua stakeholder harus dilibatkan. Sehingga lulusan pendidikan vokasi memiliki soft skill seperti yang dibutuhkan. “Makanya, kita lakukan MoU,” pungkasnya. (Lil)
Leave a Reply