Wali Kota Sutiaji Sidak Pelaksanaan Vaksinasi dan Sektor Esensial

Wali Kota Sutiaji ketika sidak vaksinasi massal

MALANG (SurabayaPost.id) – Memasuki hari ketiga PPKM Darurat Covid-19, Wali Kota Malang, H Sutiaji meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi di beberapa wilayah Kota Malang,  Senin (5/7/2021). 

Dia melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di bebas lokasi. Selama Sidak dia bersama Kapolresta Malang Kota, AKBP Bhudi Hermanto,  Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Ferdian Primadhona serta Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso.

Sasaran Sidak pertama adalah Puskesmas Janti. Lalu Poltekes Malang di Jalan Ijen. Menurut Walikota Sutiaji pelaksanaan vaksinasi memang harus dipercepat.

Alasan dia karena bulan Agustus nanti secara nasional ditargetkan sudah tervaksin 70 persen penduduk Indonesia. “Warga Kota Malang kurang lebih 800 ribuan sehingga sasarannya nanti ada 550 ribuan warga yang sudah harus tervaksin,” ujarnya.

Wali Kota Sutiaji saat di Kantor OJK Malang

“Sampai saat ini masih 211 ribu warga Kota Malang yang telah divaksin; sehingga kita targetkan perhari 14 ribu hingga  15 ribu agar segera selesai sesuai target nasional,” tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat dapat mendapatkan vaksin di 96 fasilitas kesehatan yang ada di Kota Malang. Bahkan warga yang memiliki KTP luar Kota Malang namun berdomisili di sini juga tetap bisa mendapatkan vaksin. “Vaksin ini kan dananya dari pusat jadi siapa saja bisa menerima vaksin ini,” tandas pria berkacamata tersebut.

Sementara itu, setelah meninjau pelaksanaan vaksin; Walikota Sutiaji dan rombongan berkesempatan meninjau sektor esensial. Di antaranya  OJK Malang.

Dia ingin memastikan  kepatuhan pelaku sektor esensial pada penerapan SE Walikota Malang No. 37 Tahun 2021 tentang Perubahan atas SE Walikota Malang No. 35 tahun 2021 PPKM Darurat Covid-19.  Khususnya terkait pengaturan pelaksanaan kegiatan di kantor. 

“Dari hasil pengamatan kita tadi, OJK sudah cukup patuh bahkan saat ini mereka hanya menerapkan 15 persen WFO bagi pegawainya dari aturan yang mengijinkan 50 persen WFO; hal ini menunjukkan bahwa sektor perbankan cukup sadar akan masa kedaruratan kita saat ini,” pungkasnya. 

“Sesungguhnya saat ini sudah saatnya masyarakat memiliki kedisiplinan tinggi; terlebih dengan adanya varian baru. Tapi yang terjadi kita masih lemah,” terang dia. 

Kalau pemakaian masker menurut dis  sudah 90 persen lebih. Tapi menghindari kerumunan, masih keluar tanpa kepentingan esensial, itu masih ada. 

“Ini yang harus kita warning; Yang namanya kantor saja sudah 100% WFH. Ini menunjukkan kita tidak boleh pergi kemana-mana kecuali untuk keperluan-keperluan esensial,” tutur Sutiaji. (Lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.