Walikota Wahyu Hidayat Sampaikan Langkah Strategis Untuk Atasi Pertumbuhan Ekonomi

Walikota Wahyu Hidayat dan Wakil Walikota Ali Muthohirin disela pemantauan pasar pangan murah di Kantor Pos Besar Malang, Selasa (04/03/2025)
Walikota Wahyu Hidayat dan Wakil Walikota Ali Muthohirin disela pemantauan pasar pangan murah di Kantor Pos Besar Malang, Selasa (04/03/2025)

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Walikota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan langka strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Hal tersebut diungkapkan Wahyu Hidayat saat memantau pasar murah di Kantor Pos Besar, Jalan Merdeka Selatan, Klojen kota Malang Jawa Timur, Selasa (04/03/2025).

Pernyataan ini disampaikan Wahyu Hidayat untuk menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Walikota Malang, Wahyu Hidayat menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh, untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi pada tahun mendatang.

“Kami akan melihat lebih detail sektor mana saja yang mengalami perlambatan dan apa penyebabnya. Dengan begitu, kami bisa mengambil kebijakan yang tepat untuk kembali mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang,” ujar Wahyu.

Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang ini juga menyoroti sektor perdagangan sebagai salah satu pilar utama ekonomi Kota Malang. Menurutnya, sektor ini memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam strategi pemulihan.

“Iya, kami akan telusuri lebih lanjut bagaimana sektor perdagangan bisa semakin diperkuat. Insyaallah, kami optimistis di 2025 pertumbuhan ekonomi Kota Malang bisa kembali naik,” tegasnya.

Sebelumnya, BPS Kota Malang mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2024, menurun atau melambat dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan data terbaru, laju pertumbuhan ekonomi di kota ini hanya mencapai 5,41 persen, turun dari 6,07 persen pada 2023. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang pun menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi perlambatan ini.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengungkapkan tren perlambatan ini, sejalan dengan kondisi yang terjadi di tingkat provinsi dan nasional. Ia menjelaskan pada 2024, pertumbuhan ekonomi nasional hanya sebesar 5,03 persen, menurun dari 5,05 persen pada 2023 dan 5,31 persen pada 2022.
Sementara itu, di tingkat Provinsi Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi juga melambat dari 6,07 persen pada 2023 menjadi 5,41 persen pada 2024.

“Kalau pergerakan ekonomi nasional melambat, maka daerah-daerah juga ikut terdampak. Jarang sekali terjadi pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional dan provinsi melambat tetapi kabupaten atau kota mengalami lonjakan, kecuali ada proyek besar yang menjadi faktor pengungkit,” ujar Umar.

Meski mengalami perlambatan, Umar menyampaikan Kota Malang masih menunjukkan daya saing yang cukup baik dibanding daerah lain di Jawa Timur. Dari 38 kabupaten/kota di provinsi ini, menurutnya Kota Malang menempati posisi kelima dalam pertumbuhan ekonomi.

“Kota Surabaya menempati peringkat pertama dengan pertumbuhan 5,76 persen, diikuti oleh Kabupaten Sidoarjo (5,73 persen), Kabupaten Gresik (5,54 persen), dan Kabupaten Pasuruan (5,45 persen),” tambahnya.

Menurut Umar, terdapat empat sektor utama yang menjadi penyokong utama ekonomi Kota Malang, yakni perdagangan (29,22 persen), industri pengolahan (27,09 persen), konstruksi (12,43 persen), dan jasa pendidikan (7,19 persen). Keempat sektor ini secara keseluruhan menyumbang hampir 75 persen terhadap struktur distribusi dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Malang pada 2024.

Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 12,63 persen.

“Sementara itu, di sektor real estate mencatat pertumbuhan ekonomi yang paling rendah dengan andil hanya 3,8 persen,” tandasnya. (lil)