YOKOHAMA (SurabayaPost.id) – Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) resmi meluncurkan Yokohama Fun Run 2025 sebagai pembuka rangkaian kegiatan Road to Pulse Day 2026. Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan irama jantung atau Aritmia dan mengajak masyarakat menjaga kesehatan jantung melalui gaya hidup aktif dan deteksi dini.
Kegiatan ini melibatkan partisipasi massal, promosi gaya hidup sehat, dan semangat kebersamaan masyarakat. Sebanyak 120 peserta dari APHRS Annual Scientific Sessions turut ambil bagian dalam fun run ini, diikuti oleh para penggiat kesehatan irama jantung dari berbagai belahan dunia.

Dr. Dicky Armein Hanafy, Head of Pulse Day Task Force, APHRS, menjelaskan bahwa acara ini juga menjadi soft launching dari Pulse Day 2026, yang menekankan pentingnya aktivitas fisik, pemeriksaan denyut nadi, dan pencegahan penyakit jantung.
“Yokohama Fun Run 2025 ini diselenggarakan oleh APHRS bekerja sama dengan Japanese Heart Rhythm Society (JHRS). Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kesadaran akan kesehatan jantung dapat tumbuh melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat luas,” kata dr. Dicky, Jumat (14/11/2025).
Pulse Day sendiri merupakan kampanye global yang diperingati setiap tanggal 1 Maret, sebagai pengingat bahwa satu dari tiga orang berisiko mengalami aritmia jantung yang signifikan dalam hidupnya. Kampanye ini mendorong masyarakat dunia untuk mampu mengenali dan memeriksa denyut nadi secara rutin.
Cara mengecek denyut jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau leher, hitung denyutnya selama 30 detik dan kalikan 2 untuk mendapatkan denyut per menit. Denyut normal berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit.
Kampanye Pulse Day tahun ini akan berfokus pada peningkatan kesadaran terhadap Atrial Fibrillation (AF) atau fibrilasi atrium, salah satu jenis aritmia paling umum yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat global.

“AF diketahui dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat dan gagal jantung hingga tiga kali lipat, namun banyak kasus yang belum terdiagnosis, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya,” jelas dr. Dicky.
APHRS berharap kebijakan kesehatan di berbagai negara Asia dapat terus berkembang secara berkelanjutan sehingga setiap pasien, di mana pun mereka berada, bisa mendapatkan layanan irama jantung yang berkualitas dan tepat waktu.
Dengan demikian, APHRS mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan irama jantungnya dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung. (lil).
