MALANG (SurabayaPost.id) – Hampir setiap hari menyusuri jalan-jalan di Kota Malang. Mengais rezeki lewat ngamen demi menghidupi dua anaknya.
Itulah yang dilakukan pengamen cantik, Novi Rabah Isa. Ibu lima anak –tiga meninggal dunia–, kelahiran 5 November 1987, setiap pagi sekitar pukul pukul 08.00 WIB sudah meninggalkan rumahnya.
Itu karena, warga Muharto V Kelurahan Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang ini demi mencari rezeki lewat ngamen. Sehingga ibu dari Nikita Putri Wiji Lestari dan Muhamad Olif Firmansah itu selalu membawa sound system kecil.
Kemudian sound system itu ia naikkan ke atas sepeda motornya. Tujuan pertamanya adalah warung Pujasera di depan Stasiun Kota Baru, Kota Malang.
“Biasanya sampai enam lagu. Baru setelah itu saya geser ke tempat lain,” tutur Novi mengawali ceritanya, Kamis (5/9/2019).
Novi adalah pengamen jalanan. Namun jika mendengar suaranya, pantaslah ia dijejerkan dengan biduan kelas Jawa Timur. Bahkan dia tak kalah dengan Via Vallen.
Perempuan kelahiran Malang yang berusia 32 tahun ini pertama kali ngamen tahun 2012. Tanpa diketahui suami, dia memesan sound system mobile kepada tetangganya.
Pertama kali ngamen juga suami ndak tahu. “Tapi terus ketahuan, dimarahi sih. Tapi saya tetap ngeyel ngamen,” katanya.
Keputusan Novi menjadi pengamen dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Suaminya seorang pemulung yang pendapatannya tak menentu. Padahal, ada anak yang harus disekolahkan.
Novi hanyalah tamatan SMP. Sejak kecil, ia hidup terbatas karena ayahnya seorang tukang sayur dan ibunya adalah ibu rumah tangga.
“Saya nggak melanjutkan sekolah juga karena kasihan sama ibu dan bapak. Mereka sudah tua,” ucap dia.
Sehari-hari, Novi berkeliling dari warung ke warung di Kota Malang dari pukul 8 pagi hingga 9 malam. Jika kakinya pegal, ia biasa menumpang di salah satu warung untuk istirahat.
“Saya bahkan pernah pulang pukul 11 malam,” tutur perempuan dua anak itu.
Banyak suka dan duka yang Novi alami. Kadang, dia digoda dan sering dimintai nomor handphone oleh pria yang tidak dikenal. Belum lagi, gunjingan para tetangga yang tak enak didengar.
“Tapi saya ya cuek saja. Yang penting uang yang saya dapat itu halal,” ujarnya.
Novi mengabaikan guntingan orang cukup beralasan. Sebab dia memiliki dua buah hati yang harus dihidupi. Anak pertamanya berumur sembilan tahun dan kedua berusia tiga tahun.
Jika ditinggal bekerja, dua anak Novi diasuh oleh kakak suaminya. Beruntung, mereka tidak pernah rewel. “Kalau pulang, saya tinggal ganti uang jajan saja,” ucapnya.
Awalnya, Novi khawatir anaknya malu saat tahu ibunya adalah seorang pengamen. “Tapi ternyata nggak malu. Dia cuek saja, mungkin tahu kalau pekerjaan saya halal ya,” katanya.
Selain mengamen, Novi kini banyak diundang untuk bernyanyi di resepsi pernikahan bahkan kampanye. Jika sedang menerima order nyanyi, ia absen mengamen.
Novi berharap kedua anaknya tidak mengikuti jejaknya. Ia ingin mereka menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Harapan saya cuman satu, mudah-mudahan anak-anak nggak seperti saya. Biar mereka sekolah tinggi. Sehingga bisa hidup sejahtera karena berkecukupan,” harap Novi. (lil)
Leave a Reply