BETUN (SurabayaPost.id)-Bupati Malaka Stefanus Bria Seran meninjau lokasi transmigrasi lokal (translok) terbaik di Indonesia, Rabu (04/09/2019). Lokasi ini terletak di Desa Kapitan Meo Kecamatan Laenmanen Kabupaten Malaka Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kunjungan ini, Bupati Stefanus didampingi seluruh Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Mereka diterima secara adat melalui hase hawaka atau tutur adat ucapan selamat datang dari para tua adat setempat.
Dilanjutkan dengan iringan tarian likurai dari SMA Negeri Laenmanen.
Sebelum tiba di tenda acara, Bupati Stefanus berkesempatan turun dan berjalan kaki sejauh 200 meter. Dia mendatangi para tukang dan berbincang sejenak dengan mereka.
Lalu, Bupati Stefanus masuk ke dalam rumah yang sementara dibangun. Dia melihat dan menanyakan banyak hal. Antara lain, tipe rumah, kamar mandi cuci dan kakus (MCK), listrik dan air bersih.
Di hadapan masyarakat Kecamatan Laenmanen dari tujuh desa, Bupati Stefanus sangat mengapresiasi pembangunan translok Kapitan Meo. Sebab, lokasinya masih kosong dan baru, lalu ada kesadaran masyarakat sendiri melalui pemerintah desa untuk dioptimalkan pemanfaatannya bagi masyarakat.
Bupati mantan kepala dinas kesehatan Propinsi NTT ini mengharapkan proses pembangunan dan optimalisasi pemanfaatan translok ini diikuti dengan penataan yang baik. Sebab, pembangunan pemukiman baru seperti ini selalu disertai dengan fasilitas umum lainnya. Antara lain jakan raya, air bersih, listrik, rumah ibadah, sekolahan, layanan kesehatan, layanan pemerintah, dan lainnya.
Bupati yang diakrabi dengan sapaan SBS itu juga mengingatkan warga Desa Kapitan Meo yang mendapat rumah di sini supaya datang dan tinggal.
“Jangan biarkan rumah ini kosong. Kalau kosong, lebih baik kasih orang lain tinggal”, tandas Bupati Stefanus.
Kepala Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kopnakertrans) Kabupaten Malaka Vinsensius Babu kepada Bupati Stefanus, para pimpinan OPD dan masyarakat Kecamatan Laenmanen yang hadir menjelaskan, translok Kapitan Meo adalah translok terbaik nomor satu di Indonesia. Dua translok lainnya ada di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
“Translok Kapitan Meo adalah translok terbaik dan menjadi pilot project translok di Indonesia”, jelas Kadis Vinsensius.
Menurut Kadis Vinsensius, rumah yang dibangun di translok ini berjumlah 323 unit dari 500 unit yang diusulkan ke Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI.
“Pembangunan translok ini akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun. Awal ini dibangun 75 unit, 50 unit di antaranya dibangun terpusat secara permanen, sedangkan 25 unit lainnya dibangun secara rehab dengan pola sisipan”, urai Kadis Vinsensius.
Kepala Desa Kapitan Meo Anton Tuna sangat berterimakasih kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bersama Dinas Kopnakertrans Kabupaten Malaka yang telah membangun translok ini. Sebab, baginya, pembangunan translok ini merupakan bukti perhatian pemerintah untuk menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat. Karena itulah Kades Anton akan seleksi secara ketat warga yang tinggal di translok ini.
“Warga yang tinggal di sini harus punya KTP Kapitan Meo. Pokoknya KTP Kapitan Meo”, tandas Kades Anton sambil tertawa dan mengacungkan jempol. (cyk)
Leave a Reply