Perumda Tugu Tirta Operasikan Pompa Khusus Untuk Warga BTU 

Direktur Utaman Perumda Tugu Tirta Kota Malang,  M. Nur Mohlas kala menemui warga Perum BTU

MALANG (SurabayaPost.id) – Perumda Tugu Tirta Kota Malang alias PDAM mengoperasikan pompa khusus untuk warga komplek perumahan Bulan Terang Utama  (BTU). Sehingga masalah krisis air yang menimpa warga karena pecahnya pipa transmisi sudah sedikit teratasi.  

Perumda Tugu Tirta Kota Malang juga telah memastikan, bahwa sejak Kamis (23/1/2020) warga Perumahan BTU sudah teraliri air bersih. Namun demikian, debit air yang mengalir masih diupayakan untuk bisa normal lagi. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat ini untuk dapat mengaliri air bersih di Perumahan BTU, Perumda Tugu Tirta Kota Malang memanfaatkan jaringan pipa lama yang ada di Buring Bawah. Dimana jaringan pipa tersebut telah digantikan saat Perumda Tugu Tirta menggunakan jaringan pipa yang ada di Desa Pulungdowo dengan pertimbangan lebih efisien. 

Yang kemudian sejak pipa transmisi yang terletak di Desa Pulungdowo tersebut pecah pada Jumat (10/1) lalu, Perumda Tugu Tirta berupaya untuk kembali memanfaatkan jaringan pipa lama yang sebelumnya pernah digunakan untuk mengaliri Perumahan BTU. Sementara untuk dapat memenuhi kebutuhan warga perumahan BTU yang berjumlah sekitar 2.000, Perumda Tugu Tirta menyiapkan jaringan pipa dengan debit hingga 15 liter per detik.

Namun begitu, air tidak bisa langsung dialirkan begitu saja. Sebab, menurut Direktur Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M. Nur Mokhlas, hal itu masih membutuhkan proses untuk dapat memastikan saluran masih bisa difungsikan dengan normal. Selain itu, tandon juga harus diisi agar mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat. 

“Kami sudah sambung pipa dari jaringan lain. Skema ini kami ambil lantaran memang kondisi darurat dan perlu ada upaya,” ujar Muhlas saat ditemui usai meninjau kondisi di Perumahan BTU pada Kamis (23/1/2020) siang. 

Lebih lanjut ia mengatakan, perumahan BTU memang menjadi salah satu wilayah yang susah dijangkau saat terjadi kerusakan pipa transmisi di Desa Pulungdowo. Hal itu dikarenakan topografi Perumahan BTU yang cenderung berada di ketinggian, sehingga untuk bisa mengaliri air dibutuhkan skema tersendiri.

“Mulai hari ini pasti sudah mengalir, jadi nggak perlu lagi antri ke tangki air atau sumber lainnya,” tambahnya.

Meski begitu, air yang mengalir menurutnya belum dapat normal seperti sebelumnya. Karena air yang dialirkan tersebut berasal dari sumber lain yang memang semestinya dialirkan untuk kawasan lain. Hal tersebut, juga akan membuat aliran air di beberapa daerah menjadi sedikit berkurang. 

“Risiko dan konsekuensi zona lain berkurang dan kami lakukan tindakan cepat,” tambah Muhlas.

Lebih jauh dia menyampaikan, beberapa skema akan tetap dijalankan untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih. Salah satunya adalah memanfaatkan pompa di sumber Wendit yang sebelumnya mengalami kerusakan. Pompa tersebut sudah dibenahi dan sudah dapat menyumbang air bersih 130 liter per detik.

“Jadi di Wendit sebenarnya ada tiga pompa. Selama ini yang dimanfaatkan hanya dua pompa. Karena satu pompa sebelumnya terbakar. Kami lakukan tindakan cepat perbaikan pada pompa tersebut, dan sekarang sudah berfungsi. Salah satunya untuk membantu masalah air bersih saat ini,” jelas dia.

Hingga kini, pihaknya masih belum bisa memastikan, berapa jumlah pelanggan yang belum tercover dan masih harus memaksimalkan bantuan droping air bersih untuk memenuhi kebutuhan airnya. Namun begitu, Muhlas memastikan jumlah pelanggan yang terdampak telah jauh berkurang setelah dilakukan berbagai upaya agar pelanggan tetap bisa terlayani kebutuhan air bersihnya.

“Kalau hari ini, Perumahan BTU sudah bisa teraliri, paling tidak sudah tinggal sekitar 2.500 pelanggan lagi. Dan kalau pipa yang bocor kemarin sudah selesai diperbaiki, meskipun alirannya masih belum normal, diupayakan untuk bisa dimanfaatkan. Karena kalau normal, dikhawatirkan akan pecah lagi,” pungkas Dirut yang akrab dengan awak media itu usai bertemu dengan warga BTU bersama Ketua RW  16, Pitoyo serta Ketua RW 17 Kelurahan Madyopuro, Emik Gandamana. (lil) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.