YOGYAKARTA (SurabayaPost.id) – Memasuki masa new normal, segala sektor termasuk bisnis perlu beradaptasi agar dapat menanggulangi kerugian akibat pandemi Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan beralih ke online.
Adanya work from home dan physical distancing juga berperan mengalihkan aktivitas sehari-hari hingga perekonomian masyarakat dari tatap muka menjadi online atau virtual. Pada awal kemunculan virus di bulan Maret 2020, perusahaan periklanan digital Criteo mengatakan lebih dari 50% konsumen saat pandemi memilih berbelanja online. Presentase itu terus bertambah secara global setiap harinya.
Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya penggunaan layanan e-commerce, toko online, dan pengantaran online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perusahaan penyedia layanan hosting Niagahoster berpendapat, sudah waktunya pemilik bisnis dan UKM memperhatikan toko online sebagai aset virtual yang harus dikembangkan.
“Sama seperti bisnis yang berjualan tatap muka dan punya toko offline, bisnis online juga perlu dikembangkan dan diperhatikan agar tidak kalah saing dengan kompetitor,” kata Annisa Fauziyyah, SEO Manager Niagahoster.
Optimasi dan Inovasi
Pada sesi live streaming Niagahoster, Annisa mengatakan ada banyak cara untuk memaksimalkan kehadiran online sebuah toko digital. Antara lain dengan kolaborasi antara platform dan memaksimalkan kata kunci pencarian di mesin pencari.
Sebuah Blog Digital Marketing mengatakan, Google mengambil alih 96% trafik pencarian informasi melalui smartphone. Pencarian di Google dan media sosial masih mendominasi perilaku orang dalam melakukan riset produk secara online. Dalam hal ini diperlukan optimasi kata kunci pada website toko online atau blog, agar nama bisnis dapat terus tertampil di halaman pertama di Google.
“Search engine optimization (SEO) dapat mulai diterapkan oleh pemilik bisnis. Langkah sederhananya mudah, (yaitu) dengan memasukkan kata kunci yang sedang populer atau trending ke dalam deskripsi produk atau tulisan blog dalam website.” kata Annisa.
Annisa merekomendasikan promosi cross-platform yaitu memasang informasi media sosial bisnis di blog, website, dan marketplace, demikian juga sebaliknya. Mempromosikan secara cross-platform ini akan membuat konsumen semakin familiar dengan brand sebuah bisnis.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengungkapkan terjadi lonjakan jumlah akun baru di e-commerce mencapai 250%. Hal ini akan membuat persaingan antar bisnis pun semakin ketat. Selain optimasi, inovasi produk dan kreatifitas pemilik bisnis diperlukan agar dapat menciptakan produk yang kompetitif.
“Di masa Covid-19 kita belajar soal solidaritas dan empati. Di masa new normal dan seterusnya, bisnis perlu mengembangkan diri dengan inovasi produk agar terus menjawab kebutuhan pasar.” kata Annisa.
Melalui pandemi Covid-19 dan new normal ini, bisnis “dipaksa” untuk beradaptasi dengan teknologi. Bisnis dapat memanfaatkan platform termudah seperti media sosial untuk memulai, e-commerce untuk meningkatkan pendapatan, dan website untuk branding. Kolaborasi dari ketiganya akan mengoptimasi kehadiran online bisnis di dunia maya. (aii)
Leave a Reply