BATU ( SurabayaPost.id) – Untuk mengatasi persoalan ambrolnya penyangga sampah di TPA Tlekung, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu menggandeng tim ahli dari Universitas Brawijaya ( UB) Malang, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tujuannya untuk mengatasi resapan air lindi TPA yang mencemari sungai Sabrang, di Desa Junrejo, Kota Batu.
Hal tersebut,disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (LH) Kota Batu, Aries Setiawan, Rabu (25/2/2021).
“Terkait persoalan yang ada di TPA Tlekung, awal kejadian itu kami sudah melaporkan situasinya kepada Wali Kota Batu, Ibu Dewanti Rumpoko,” katanya.
Kala itu, kata dia, Wali Kota, mengarahkan dirinya agar segera menggandeng tenaga ahli pada bidang lingkungan. Dan itu, menurutnya, sudah dilalukan dan langsung menindaklanjuti perintah dari Wali Kota Batu.
“Kemudian kita berkomunikasi dengan dokter Warma dari ITS. Kita konsultasi terkait persoalan, khususnya yang ada di TPA. Disitu ada beberapa rekomendasi yang disampaikan dari ITS. Pertama memang harus dicek semuanya,” ungkapnya.
Itu, ungkap dia, mulai alur atau standar operasional yang yang ada di TPA. Kemudian, instalasi – instalasi pengalihan air lindi khusus. “Termasuk sedimentasinya harus segera diangkat. Dan sedimen dan kolam akurasi sampai kolam ABR itu harus dicek semuanya, dan diaktifkan lagi, itu semua saran dari ITS,” ngaku Aries.
Selain itu, menurut Aries, mesin aeratornya juga harus dinormalisasikan. “Makanya langkah yang harus saya sikapi. Berdasarkan petunjuk dari Bu Norma, yang penting pemerintah sudah ada upaya – upaya.Upaya awal sudah kita lakukan disitu. Karena intensitas hujan yang cukup tinggi , maka terjadilah ambrol,” ujarnya.
Itu, ujar dia, upaya awal , menurutnya sudah dilakukan membuat untuk menahan sementara menggunakan sesek.
Dan itu, kata dia, untuk menahan sementara agar tidak sampai terjadinya ambrol lagi. “Untuk itu kami telah menggandeng tim ahli dari Brawijaya untuk menyusun kajian. Dan kami memohon waktunya karena ini masih dalam proses.Untuk hasil kajian tersebut,kami memohon waktu kepada masyarakat untuk melihat hasil kajiannya,” terangnya.
Karena, terang dia, dirinya sudah meminta kepada stafnya, bahwa dalam melakukan kajian tersebut, agar tidak serta merta dan tidak melihat situasi lapangan.
“Dan tolong tim ahli dari Bawijaya agar terjun langsung dan melihat situasi yang ada di TPA.Karena terkait dengan ini, harus melibatkan ahlinya.Itulah yang menjadi dasar kita dalam membuat program atau kegiatan kedepannya nanti,” janjinya.
Secara komprehensif atau menyeluruh, Aries mengaku sudah melakukan komunikasi dengan BPBD untuk melakukan tindak lanjut itu semua.
“Terkait plengsengan yang jebol tersebut, nantinya bakal menggunakan anggaran di belanja tidak terduga.Wali Kota Batu,juga sudah mengeluarkan surat bahwa kejadian di TPA tersebut, kejadian bencana dan bisa dianggarkan di belanja tidak terduga,” jelasnya.
Apalagi, jelas, dia, terkait persoalan sampah di TPA tersebut Forkopimda menurutnya sudah datang ke TPA. “Sehingga terkait persoalan ini mereka sudah mengerti semua.Jadi saya mohon karena timbunan sampah di TPA tersebut, sangat banyak.Mohon kesadarannya pada masyarakat jangan lagi membuang sampah kalau memang masih bisa diolah,” tegasnya.
Kemudian, pesan dia, kalau bisa sampah – sampah yang masih bisa diolah, yang menurutnya dibikin kerajinan dan sebagainya.Ia menyarankan agar bekerjasama dengan bank – bank sampah di masing – masing desanya.
“Tujuannya, supaya volume sampah yang masuk ke TPA bisa berkurang dan tidak menimbulkan lagi kejadian seperti sekarang ini.Karena daya tampung sampah di Kota Batu ini sudah sangat berat. Setiap harinya menampung sampah mencapai sejumlah 90 ton, dan rinciannya sejumlah 4 ton per jam,” bebernya.
Dengan demikian, beber dia, terkait itu semua, menurutnya jadi tanggung jawab nya bersama. “Mohon kesadarannya masyarakat agar bisa kerjasama dengan bank – bank sampah untuk mengurangi timbunan sampah yang ada di TPA Tlekung ,” pungkasnya (Gus)
Leave a Reply