BATU (SurabayaPost.id ) – Bank sampah diyakini sangat efektif untuk mengurangi kuota sampah yang masuk TPA Tlekung Kota Batu. Untuk itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Aries Setiawan bersama Ketua Fraksi Partai Golkar Kota Batu, Didik Machmud blusukan ke posko bank sampah, di Desa Oro – Oro Ombo, Kota Batu, Sabtu (27/2/2021).
Menurut Aries, bank sampah tersebut, salah satu upaya untuk pengurangan sampah yang ada di Kota Batu. “Sekarang saya di oro – oro ombo, di posko bank sampah.Kita ingin melihat langsung aktivitas warga pada saat melakukan transaksi pembayaran penjualan sampah,” ungkapnya.
Selain itu, ungkap dia, terkait blusukannya tersebut, menurutnya ingin mengetahui apa yang dikeluhkan mereka, dan apakah ada hal – hal yang harus dibantu oleh pemerintah daerah.
“Karena selama ini mereka sudah berbuat banyak untuk mengurangi sampah khususnya sampah – sampah plastik yang ada di Kota Batu. Kita sangat berterimakasih dengan adanya bank – bank sampah khususnya di Desa Oro – Oro Ombo ini,” kata Aries.
Karena, kata dia, aktivitas mereka yang sudah berjalan selama dua tahun lebih itu, menurutnya mereka telah bekerja dan mengabdi kepada lingkungan khususnya dalam pengurangan sampah. Oleh karena itu,ia berjanji.
“Akan memotivasi dan apa yang dibutuh kan mereka.Sarana dan prasarana dukungan sport dari Pemkot Batu. Kita lihat juga, dengan kreativitas mereka ternyata juga membuat produk- produk dari limbah sampah,” terangnya.
Kendati begitu, terang dia,yang dikeluhkan mereka, terkait dengan pemasarannya. Menurut dia, yang sudah menjadi desain dalam pemasarannya nanti bakal menggandeng Diskoperindag Kota Batu.
“Itu, kita pasarkan. Yang kedua tadi masukannya dari DPRD juga, kalau ini produksinya bagus bisa jadi bakal dibeli oleh manajemen hotel – hotel yang ada di Kota Batu.Mulai dari produk sandal dan ornamen – ornamen lainnya,” katanya.
Dengan begitu, kata dia, bisa bersama sama saling mendukung untuk pengurangan sampah di Kota Batu. Selain itu, bisa menjaga ekosistem lingkungan di Kota Batu agar menjadi lebih sehat lagi.
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar Kota Batu yang notabene sebagai anggota DPRD Batu, Didik Machmud, beberkan terkait dengan blusukannya bersama Kadis LH.
“Jadi begini, beberapa waktu lalu kita sudah menganalisa kondisi sampah di Kota Batu.Dengan situasi sampah di TPA Tlekung semakin hari bertambah besar kuotanya dan dikhawatirkan kalau terus begitu, sampai terjadi longsor dan sebagainya,” terangnya.
Kemudian, lanjut dia, yang harus dilakukan , pertama penambahan lahan yang bakal bekerjasama dengan perhutani. Yang kedua, membuat TPS 3R di desa – desa, sedangkan yang ketiga, menurutnya salah satunya adalah pemberdayaan bank sampah.
” Di Kota Batu berdasarkan laporan dari LH terdapat sekitar 170 bank sampah.Dan kemampuan efektivitas bank sampah ini, dari sejumlah 170 tersebut, bisa mengurangi sampah di Batu sekitar 5 persen.Itu dari beban sampah di Kota Batu yang setiap harinya mencapai sekitar 90 ton sampah,” tegasnya.
Makanya, tegas dia,dirinya bersama Kadis LH sedang melakukan blusukan, dengan tujuan ingin melihat bagaimana prosesnya. Dan itu, kata dia, salah satu kendala yang sedang dipikirkan bersama.
“Termasuk belum adanya regulasi dari pemerintah Kota Batu bahwa masyarakat wajib memilah sampah. Salah satunya nanti bisa disampaikan di bank – bank sampah. Sehingga regulasi ini perlu dibuat minimal Perwali.Agar masyarakat tidak membuang sampah disembarang tempat,” harapnya.
Yang kedua, kata dia, ternyata dari bank – bank sampah tersebut, bisa meningkatkan perekonomian. Meski pendapatanya tidak seberapa, menurut dia, setidaknya bisa membantu tambahan pendapatannya warga.
Kembali terkait harapan adanya Perwali tersebut, nantinya menurut Didik akan dipilah.
“Mana sampah dari Rumah Sakit, dan mana sampah dari perhotelan serta yang dari tempat – tempat wisata. Itu semua yang kita tekankan kepada masyarakat dulu,” bebernya.
Karena, beber dia, bank – bank sampah tersebut, efeknya sangat bagus, dan itu tercermin bank – bank sampah yang di oro – oro ombo. Menurutnya sudah ada 13 titik yang tersebar di beberapa RW.
Selanjutnya, Muslikin Pengepul sampah yang mengaku sudah berjalan selama empat tahun tersebut, menurutnya pertama kali memulai dari Desa Beji, Kota Batu.
“Saat ini sudah bekerjasama dengan bank – bank sampah di 61 titik. Mekanisme pengambilannya sampah – sampah itu, per tanggal. Misalnya setiap tanggal 1, ada dua titik dan seterusnya,” jelasnya.
Jadi , jelas dia, pada tanggal 1 bisa 2 dan 3 titik.Terkait dengan jumlahnya, kata dia, mencapai bisa mencapai 6 kuintal dari segala macam jenis sampah.
“Mulai dari sampah bahan plastik, kertas logam dan pecahan kaca, serta besi.Itu harganya bervariasi. Kalau plastik itu saya bagi dua, yang plastik berbentuk namanya plastik sontor dan ada yang plastik daunan.Untuk plastik daunan jenisnya seperti kresek lembaran begitu. Itu terbagi lagi jadi dua,” paparnya.
Sedangkan papar dia, terkait dengan harganya, untuk sejenis plastik sontor perkilonya seharga Rp 400 rupiah. Dan kalau sejenis plastik putih ( PP) harganya mencapai Rp 1000 rupiah sampai Rp 1.500 rupiah.Meski begitu, Muslikin mengaku untuk plastik jenis PP kalau sudah tercampur dengan plastik yang lain.
“Harganya akan lebih murah lagi. Kalau sejenis besi sekarang harganya mencapai Rp 3.500 rupiah.Kemudian kalau besi yang sejenis kompor, paku harganya hanya Rp 2.000 perkilonya. Dan untuk yang pecahan kaca seharga Rp 200 rupiah perkilonya,” uranya.
Jadi, urai dia, dari 1 sampai tiga titik bank sampah tersebut, menurutnya hasil sampah – sampah setiap harinya yang terkumpul bisa mencapai 6 kuintal.
“Karena harga jenis sampahnya bervariasi, maka tergantung pula, berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap harinya.
Terkadang mencapai Rp 1, 8 juta sampai Rp 2 juta.Dan untuk di Kota Batu ini, ada beberapa pengepul, dan mereka terbagi di beberapa titik bank – bank sampah yang tersebar di Kota Batu,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply