MALANG (SurabayaPost.id) – Wawali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengelus dada alias terenyuh. Itu setelah sempat berdialog dengan dua bocah kakak adik yang jual gorengan pakai sepeda.
Memang sebelumnya tak terkesan ada hal yang luar biasa. Maklum rutinitas kehidupan di Malang sore itu berjalan normal. Senja pun berlalu tanpa terhalang awan gelap. Gerimis tipis yang biasa rutin menyapu Kota Malang beberapa hari ini enyah, seiring dengan pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau.
Hiruk pikuk di jalanan, disesaki padatnya kendaraan. Sore itu, sekitar pukul 16.00 WIB, bung Edy, bergegas meninggalkan kantor tempat ia mengabdi, kembali pulang ke rumah di Jalan Dieng. Kendaraan roda empat berplat negara itu pun meliuk liuk berbaur dengan kendaraan lain di jalanan.
Asyik menikmati pemandangan di jalanan, mata Edy tiba – tiba terantuk pada dua bocah di jalan. Kedua bocah tersebut saling berboncengan di atas sebuah sepeda pancal. Di belakang tersimpan satu box yang berisi barang jualan. Kemungkinan dua bocah ini sedang menjajakan dagangan mereka.
Di situlah bung Edy tersentuh. Terdorong oleh rasa kasih sayang seorang pejabat sekaligus ayah, Edy yang duduk manja di bagian belakang mobilnya menyuruh sang sopir dan ajudan untuk berhenti. “Stop,” pinta Edy pada sopirnya.
Mendapat perintah mendadak sang sopir pun menepikan mobilnya. Berhenti persis di Jalan Kahuripan di mana dua anak itu berada.
Tanpa membuang waktu, bung Edy menghampiri dua bocah itu. Entah apa yang dibicarakan. Namun yang jelas, Edy menyapa dua bocah itu layaknya sapaan bapak dan anaknya. Manja dan memanjakan.
Dua bocah yang sedang menjalankan bisnis “jalanan” itu serius memandang bung Edy. Entah tatapan penuh harap. Sedekah sore hari.
Bung Edi dengan lembut membelai kepala dua anak tersebut, sembari memberi nasihat dan suport agar kedua anak tersebut terus berjuang dan semangat dalam menjalani kehidupannya agar kelak mereka dapat merubah keadaan menjadi lebih baik. (Lil)
Leave a Reply