MALANG (SurabayaPost.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menambah tempat isolasi terpadu (Isoter) di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Jalan Laksamana Adi Sucipto, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Kamis (17/02/2022).
Hal itu terkait kasus harian aktif Covid -19 yang terus mengalami peningkatan. Bahkan menurut data Satgas Covid -19 Kota Malang, terhitung tanggal 16 Februari 2022 pukul 16.00 WIB, jumlah kasus positif mencapai angka 21.033 orang.
Rinciannya, jumlah positif sebanyak 624 orang, pemantauan 135 orang, sembuh 489 orang, dan meninggal sebanyak 1.137 orang.
Walikota Malang, Sutiaji, menjelaskan bahwa ketersediaan jumlah isoter di RSL Idjen Boulevard yang semakin penuh setiap harinya, diharapkan SKB ini dapat menjadi solusi untuk penanganan bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif.
“Alhamdulillah, semua pihak mendukung. Ada pak Camat, Lurah, Bhabinkamtibmas, Babinsa, bersama-sama untuk menjaga SKB ini setiap hari. Saya minta mau dibuka karena Rumah Sakit lapangan maupun Rumah Sakit rujukan juga sudah full,” ujar Sutiaji disela pembukaan SKB sebagai tempat Isoter.
Dalam pembukaan Isoter di SKB ini, Walikota Malang Drs H Sutiaji didampingi Kepala Dinkes Dr Husnul Muarif, dan Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan (Disdikbud) Suwarjana.
Sutiaji menambahkan, terkait dengan kapasitas di SKB dan RSL Idjen Boulevard overcapacity ini, pihaknya akan meminta ijin ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk meminjamkan gedung Badan Pendidikan Dan Pelatihan Malang (BP2M) di Jalan Kawi, Kecamatan Klojen.
“Karena Isoter di SKB dan Idjen Boulevard bukan hanya untuk Warga Kota Malang. Supaya dapat dipantau walaupun KTP nya bukan Kota Malang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Dr Husnul Muarif menambahkan, kapasitas di SKB sendiri hanya menampung 50 orang. Dikarenakan tempat tersebut kecil dan tidak luas seperti di BP2M Kawi.
“Kemungkinan nanti sore ini langsung penuh diisi oleh warga yang terkonfirmasi,” ucap Dr Husnul.
Mantan Direktur RSUD Kota Malang ini menyebut, untuk jumlah tenaga medis hingga keamanan yang dipekerjakan di SKB sendiri berjumlah 18 orang.
“Ada dokter, perawat, kebersihan,maupun security yang kita ambil dari para warga sekitar berjumlah 18 orang saja” lanjutnya.
Ia juga menyebutkan, ada mekanisme untuk menerima pasien di SKB. Yakni jika pasien datang sendiri, tidak diterima, yang akan diterima jika sudah di skrining di Puskesmas di wilayah tempat tinggalnya dengan memiliki gejala-gejala yang wajib untuk dirujuk ke Isoter.
Jadi kalau isolasi mandiri di rumahnya tidak baik, akan diantar oleh Puskesmas. Sampai di Isoter (SKB) akan di skrining lagi dikamar penerima. Disitu akan menentukan ini bisa dirawat di Isoter atau lanjut ke RS rujukan,” pungkasnya. (lil)
Leave a Reply