MALANG (SurabayaPost.id) – Teknologi modern sangat membantu kehidupan makhluk hidup di dunia. Namun disisi lain, juga bisa mengancam kehidupan lingkungan manusia. Hal itu bisa dikarenakan, teknologi yang digunakan kurang ramah terhadap lingkungan.
“Kehidupan bumi ini harus terus dijaga. Salah satunya dengan menjaga ekosistem lingkungan yang ada. Karena itu, kami menanamkan kepada para mahasiswa agar menciptakan teknologi modern ramah lingkungan,” tutur Pembantu Direktur (Pudir) 1, Polinema Supriatna Adhisuwignyo, di sela – sela seminar Green Technology For Sustainable Development.
Ia melanjutkan, kemajuan teknologi memang cukup pesat, namun harus diperhitungkan dengan efek dan akibatnya. Perlu ada pemikiran untuk pembangunan kehidupan keberlanjutan. Mengingat, kehidupan saat ini, bisa dalam posisi yang banyak kerusakan.
Hal ini sangat perlu disampaikan, agar ada kesadaran para mahasiswa bahwa keberlanjutan kehidupan, perlu didukung dengan teknologi yang ramah lingkungan. “Para ahli, harus mengakomodir keberlangsungan kehidupan dengan mengedepankan teknologi ramah lingkungan, termasuk pengembangan keilmuan. Pertambahan jumlah penduduk, memaksa alam untuk menyediakan apa yang dibutuhkan, termasuk energi,” lanjutnya.
Menurutnya, saat ini energi yang paling besar kontribusinya adalah energi Fosil yang sangat terbatas. Untuk itu harus memanfaatkan energi terbarukan, yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan.
Selain itu, permasalahan pangan yang diakibatkan semakin bertambahnya penduduk, lahan pertanian menyempit, kerusakan lingkungan yang mengakibatkan produksi menurun. Sehingga pangan menjadi permasalahan akan ketersediaanya.
Revolusi industri, dengan berbagai macam pencemaran lingkungan, mengakibatkan persediaan menipis. “Saat ini, kita masih bisa bernafas dengan bebas, namun siapa yang menjamin, di waktu mendatang, dengan pencemaran udara yang sangat tinggi, bukan tidak mungkin akan kesulitan mendapatkan udara bersih. Itu harus menjadi perhatian dunia dan berkontribusi untuk mencarikan solusi,” tandasnya.
Ia pun menjelaskan, bahwa ada beberapa pokok kunci yang harus ditekankan dalam pengembangan teknologi hijau ramah lingkungan.
“Pertama ialah jumlah penduduk. Sekarang ini, perkembangan jumlah penduduk akan memaksa alam harus menyediakan semua yang dibutuhkan umat manusia. Dan kehidupan ini butuh sebuah energi,” ucapnya.
Energi yang paling besar kontribusi ada energi fosil. Energi fosil adalah energi yang sangat terbatas keberadaanya dan tidak akan bisa menyediakan untuk durasi waktu yang sangat panjang.
“Maka dari itu, kita harus berfikir untuk mulai memanfaatkan energi terbaru kami, renewable energi, yang ramah lingkungan yang tidak memberikan efek kerusakan,” ujarnya.
Supriatna mengatakan, dirinya akan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan termasuk dalam pengembangan keilmuan di dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menjelaskan, dampak dari revolusi industri berjalan cukup mengkhawatirkan.
“Penggunaan mesin bisa membawa aspek positif terkait proses produksi yang dapat berjalan cepat. Namun, ada efek lain yang timbul yaitu pencemaran lingkungan baik dari air, udara, tanah semua akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Lingkungan yang rusak akan akan berdampak juga kepada kehidupan manusia,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, hal itulah yang menjadi permasalahan di dunia ini. Untuk itu, hal tersebut harus menjadi perhatian dengan berkontribusi untuk mencari solusi terbaik.
“Harapan kami dengan mengadakan seminar ini ialah, mahasiswa polinema harus memliki kesadaran bahwa teknologi hijau dapat membantu keberlanjutan kehidupan di alam semesta. Mereka harus bisa memberikan kontribusi terhadap kehidupan ini, dengan membuat ide-ide kreatif yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ucapnya. (lil/ah)
Leave a Reply