MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Lestarikan budaya bangsa, Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengapresiasi pagelaran wayang kulit yang digelar warga Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (13/05/2022) malam.
Dalam kegiatan yang bertajuk Wayangan Syawalan Lesehan tersebut, Wakil Wali Kota Malang hadir secara langsung Sofyan Edi Jarwoko. Selain itu, Camat Sukun IK Widi Wirawan; Danrem 083/Bdj diwakili Pa Bintal Rem 083/Bdj Letda Inf Nanang Agus P; Danramil 0833/04 Sukun Kapten Kav. Aan Jauhari.
Disamping itu, Lurah Bandulan Dian Sonyalia Caturrina, SSTP, MAP; Tokoh Budayawan Kota Malang Prof Ki Jati Leksono; Ketua LPMK Bandulan Suko; Perwakilan Anggota FKPPI dan warga setempat; Babinsa Kel. Bandulan Sertu Ludi Iswanto serta para undangan lainnya.
“Sehubungan dengan pagelaran wayang kulit ini, yang merupakan bagian daripada kearifan di Bandulan. Alhamdulillah saya bisa hadir dan melihat secara langsung kegiatan ini,” seru Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko dalam sambutannya.
Dalam agenda tahunan yang diselenggarakan setiap bulan Syawal tersebut, Edi mengatakan, hal ini adalah bagian dari menghidupkan warisan para leluhur. Sehingga dirinya mengajak kepada seluruh warga Kota Malang, untuk tetap merawat budaya lokal.
“Apa yang sudah kita lihat bersama ini, adalah suatu bentuk bakti luhur kita dalam merawat warisan bangsa,” lanjut dia.
Dia lantas mengungkapkan, dalam merawat warisan para pendahulu, itu merupakan tugas bersama. Sebab, salah satu kekakayan yang dimiliki oleh suatu bangsa adalah warisan budayanya.
“Siapa lagi yang akan merawat kalau bukan kita, jadi kitalah yang berkewajiban untuk menghidupkan kembali daripadi warisan tersebut. Di situ banyak filosofi yang bisa dipelajari sebagai bekal anak muda kita, untuk bisa mengetahui jati diri Bangsa Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Bung Edi tersebut.
Ia juga sangat mengapresiasi antusias yang dimiliki oleh warga dalam mensukseskan gelaran wayang kulit tersebut. Tampak juga terlihat di sekitar lokasi pagelaran, banyak warga yang berjualan, yang menurutnya adalah suatu perwujudan jika Kota Malang sudah mulai bangkit.
“Tampak sekali geliat ekonomi ini sudah mulai membaik, sudah nampak hal-hal positif terkait kegiatan masyarakat. Mungkin ini adalah pagelaran wayang kulit pertama selama pandemi, Kota Malang masih level 1, tapi tetap harus taat prokes,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemangku Adat dan Budaya Punden Mataram Bandulan, Masyhudi mengungkapkan, pada acara yang meriah tersebut semua elemen dari masyarakat Malang berkumpul dengan suka cita. Tujuan dari gelaran Wayangan Syawalan Lesehan itu juga sebagai forum silaturahmi bagi warga Bandulan.
“Tujuannya yaitu satu, setelah sebulan kita berpuasa kita merayakan dengan berkumpul bersama dengan senang gembira, berbagi rasa. Tentunya, sambil melesetarikan budaya leluhur, karena tidak ada bandulan kalau tidak ada leluhur.,” kata pria yang akrab disapa Joni Buana tersebut.
Ia mengaku, untuk seluruh kegiatan ini tidak ada struktur kepanitian, sehingga dalam mensukseskannya, ini merupakan inisiatif dan hasil sumbangan dari seluruh warga.
“Tidak ada biaya apapun, yang bisa nembang, nyumbang nembang, yang bisa main gamelan, bawa gamelan, yang bisa ndalang (mendalang, red) bisa nyumbang dengan ndalang,” tandasnya.
Di lain sisi, salah satu tokoh budayawan, Eyang Jati Kusumo mengungkapkan, dirinya sangat senang atas dibukanya kembali kegiatan masyarakat seperti ini.
“Terus terang, begitu saya masuk tadi, saya senang melihat para warga sudah bisa berjualan kembali. Terimakasih bapak Wakil Wali Kota, Malang, Bapak Edi karena sudah membuka peradaban kembali,” sambut Eyang Jati.
Ia berharap, dengan dilonggarkannya kembali kegiatan masyarakat, dapat memulai kembali segala aktivitas yang sebelumnya sempat lumpuh karena pandemi. Ia juga mengatakan, semua aspek kehidupan diceritakan dalam dunia perwayangan, sehingga masyarakat dapat belajar dari sana (*)
Leave a Reply