Pemerintah Luncurkan Program Kredit Perumahan Nasional, Apersi Dorong Percepatan Realisasi

Ketua Umum DPP Apersi, Junaidi Abdilla bersama Ketua DPD Apersi Jawa Timur, Makhrus Sholeh saat ditemui awak media, Jumat (17/10/2025).
Ketua Umum DPP Apersi, Junaidi Abdilla bersama Ketua DPD Apersi Jawa Timur, Makhrus Sholeh saat ditemui awak media, Jumat (17/10/2025).

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mendorong percepatan realisasi program kredit perumahan nasional yang diluncurkan pemerintah dalam memperkuat sektor properti sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat.

Menurut Ketua Umum DPP Apersi, Junaidi Abdillah, program ini merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung target pembangunan 3 juta unit rumah di seluruh Indonesia.

“Program ini tentunya perlu segera diserap oleh teman-teman pengembang industri pendukung seperti UMKM, mikro, kecil, dan menengah. Jadi bukan pengembang besar,” jelas Junaidi, Jumat (17/10/2025).

Junaidi menjelaskan bahwa program ini tidak dikhususkan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), namun fokusnya pada pemberian kredit kepada pengembang kecil serta industri pendukung. Pengembang kecil dapat melakukan kredit hingga Rp 5 miliar, bahkan bisa berkembang menjadi Rp 20 miliar.

“Di sisi demand, masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap dan ingin membeli rumah juga bisa mengakses kredit ini melalui skema CCDM. Melalui skema CCDM ini mereka bisa mendapatkan kredit hingga Rp. 500 juta,” katanya.

Junaidi mengungkapkan bahwa total dana yang disiapkan untuk program kredit rumah ini mencapai Rp 150 triliun. Rinciannya sekitar Rp 65 triliun untuk sisi suplai dan Rp 65 triliun untuk sisi demand.

“Program ini menyentuh dua sisi, suplai dan demand. Untuk demand, masyarakat bisa mendapatkan kredit maksimal Rp. 500 juta, sedangkan FLPP hanya sekitar Rp. 100 juta,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPD Apersi Jawa Timur, Makhrus Sholeh menyambut baik program Kredit Perumahan ini. Ia menyebut di tahun 2023 hingga 2024, Apersi menjadi asosiasi dengan tingkat penyerapan FLPP tertinggi di Indonesia.

“Dari sekitar 13 ribu unit rumah yang terealisasi di Jawa Timur, hampir 50 persennya dibangun oleh anggota Apersi. Dengan adanya program baru ini, kami optimis bisa meningkatkan capaian hingga 80 persen dan target tahun ini 20 ribu unit rumah,” tegas Makhrus.

Menurutnya, kenaikan plafon kredit dsri Rp. 500 juta menjadi Rp. 5 miliar memberikan angin segar bagi pengembang kecil dan menengah yang sebelumnya kesulitan mendapatkan pembiayaan karena bunga terlalu besar.

“Selama ini bunga kredit untuk pengembang sebesar 12 persen, cukup berat. Dengan program baru ini, peluang untuk membangun perumahan rakyat semakin besar dan geliat ekonomi lokal juga ikut bergerak,” ujarnya.

Makhrus menilai, dampak ekonomi program ini sangat luas karena sektor perumahan mrmiliki multiple effect besar terhadap lebih dari 150 industri pendukung, mulai dari bahan bangunan seperti pasir, batu bata, besi, kaca dan genteng.

“Kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto yang sangat kreatif. Efeknya luar biasa, bukan hanya bagi pengembang, tapi juga bagi masyarakat dan industri kecil,” ucapnya.

Apersi juga mencatat beberapa kendala teknis di lapangan, terutama terkait kebijakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang baru digratiskan di sejumlah wilayah kecil.

“Baru sekitar tujuh kota dan kabupaten di Jawa Timur yang benar-benar proaktif dalam penerapan BPHTB dan PBG gratis,” pungkasnya. (lil).

Baca Juga:

  • Pengurus APERSI DPD Jatim Korwil Malang Periode 2022 – 2026 Resmi Dilantik. Wagub Jatim Emil Dardak “Dukung Upaya APERSI”