Saat itu, Abah Anton kerap melakukan blusukan ke perkampungan warga. Dari kegiatan itu, Abah Anton banyak mendengar aspirasi masyarakat. Menurutnya, blusukan menjadi cara yang tepat untuk mencari solusi atas persoalan rakyat.
“Dengan program blusukan, memberikan satu soilusi yang tepat. Di situlah ajang untuk menyampaikan uneg-uneg warga kepada kami. Masyarakat sering datang ke rumah saya, bahkan saya sebut sebagai rumah sambatan.”
Di situlah masyarakat menyampaikan persoalannya kepada saya. Masyarakat bertemu dengan saya, bercengkrama dengan saya, menyampaikan persoalan yang memang harus diatasi dengan tepat.”
“Dan tentunya ini menjadi satu kerinduan sendiri kepada masyarakat karena mereka berpendapat bahwa seorang pemimpin adalah pelayan yang diharapkan benar-benar bisa dekat dan melayani dengan cepat,” kata Abah Anton.
Bagi Anton, bukan berarti menepikan apa yang telah dikerjakan pemimpin terdahulu. Menurutnya, setiap kepemimpinan memiliki ciri khasnya sendiri. Setiap pemimpin selalu memiliki strategi sendiri. Namun begitu, jika ada hal-hal yang belum selesai, maka sudah menjadi keharusan untuk menyelesaikannya.
Suami dari Hj Umi Farida ini menilai, banyak hal yang perlu diselesaikan olehnya dan Dimyati saat memimpin nanti. Hal itu menjadi dorongan tersendiri bagi Abah Anton untuk maju di Pilkada 2024 Kota Malang. Salah satu yang ia rasakan belum tuntas adalah kedekatan pemimpin dengan masyarakatnya.