BATU (SurabayaPost.id) – Tak ingin keberadaannya Damri di Kota Batu menjual produk Wisata Kota Batu. Komunitas Rental Mobil (Korembi) Korwil Batu, hearing ke DPRD Batu, Selasa (3/11/2020).
Itu, terkait keberadaannya trayek baru turunannya dari pemerintah pusat, Damri jalur Batu, Bromo. Menurut Ketua Korembi Korwil Batu, Zainudin, pihaknya tidak menolak dengan adanya DAMRI. Tapi menurut dia, dengan catatan pihak DAMRI berjalan sesuai tatanan yang ada.
“Jadi jangan sampai DAMRI ini ikut menjual produk wisata Kota Batu. Karena sudah bukan ranah mereka,” katanya.
Itu, kata dia, jangan sampai DAMRI menjadi pesaing disaat pelaku usaha wisata Kota Batu mulai menggeliatkan diri dari puasa panjang masa PSBB.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Khamim Tohari menjelaskan jika terdapat 7 unit DAMRI yang telah beroperasi di Batu.
“Ini jangan ditambah lagi, dan jangan sampai DAMRI ini juga menambah mengantarkan ke tempat wisata lain karena tujuannya hanya ke Bromo saja,” harapnya.
Dengan begitu, ia berharap jangan sampai DAMRI tersebut, mengambil penumpang di jalanan. Alasannya, agar keberlangsungan Korembi tersebut, bisa terus berjalan.Selain itu,menurut dia, travel juga bisa bekerjasama dengan Disparta yang notabene selalu yang punya gawe.
“Jadi kalau ada wisatawan maka travel bisa tersebut, bisa mengantarkan ke desa wisata di Kota Batu,” mintanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dishub Kota Batu Imam Suryono mengaku, adanya anggkutan Damri jadi kekuatiran dari beberapa pelaku wisata di Kota Batu.
“Sebetulnya apa yang dilakukan itu, tidak terlalu berdampak pada travel, karena Damri itu mengangkut orang dari termianal Kota Batu, berlangsung ke wisata Bromo.Begitu juga dari Bromo langsung menuju ke Kota Wisata Batu,” paparnya.
Maka, papar dia, tidak ada yang mengambil penumpang di jalan. Mereka juga tidak ada juga yang mengambil penumpang di Kota Batu.
“Jadi kalau ada tolong diinformasikan kepada saya. Damri itu program nasional untuk kawasan strategis yang ada di seluruh Indonesia. Jadi bukan hanya di Kota Batu saja. Damri itu, dari pusat sementara di Batu masih ada 4 unit Damri,” terangnya.
Dan itu, terang dia, program nasional untuk kawasan Kota Batu. Dia menjelaskan jika itu untuk pariwisata nasional yang ada di seluruh Indonesia.
“Tujuannya untuk mempermudah angkutan pariwisata. Jadi kalau ada kekuatiran terdampak, dan akan mematikan travel dan sebagainya, saya rasa tidak perlu seperti itu,” saran Imam.
Karena, lanjut dia, pasarannya sendiri-sendiri. Menurut dia pemerintah itu selain memperhatikan pengusaha, sekaligus memperhatikan masyarakat kecil. Artinya, sama-sama diakomodir.
“Jadi bagaimana masyarakat yang kecil kalau ingin berwisata tapi tidak punya uang. Misalnya bisa lewat Damri. Mekanismenya, ada di terminal mulai Pukul 06. 00 Wib, sampai Pukul 16.00 Wib. yang ke Bromo. Jadi jam 6 pagi berangkat dan jam 4 sore berangkat. Dari sana jam 9 dan jam 6 sore, tarifnya kalau ke Bromo seharga Rp 80 ribu per orang Pulang Pergi (PP),” bebernya.
Darisebab itu, mantan Kadisparta Kota Batu ini, meyakini tidak bakal mematikan travel pariwisata di Kota Batu.Selain itu, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan Pemkot Batu.
“Kita hanya memfasilitasi bagaimana angkutan pariwisata yang ada di Kota Batu cukup memadai. Seringkali saya menerima kunjungan pariwisata saat itu, mereka saat studi banding dari pariwisata lain. Mereka kalau turun di bandara kadang-kadang bingung mau naik apa,” jelasnya.
Maka, jelas dia, dengan adanya Damri itu, menurut Imam bisa diakomudir.Dengan demikian, lanjut Imam, kalau ada angkutan seperti itu jadi mudah.
“Damri ini bisa membantu masyarakat kecil yang ingin berwisata.Kemudian bisa membantu perkembangan wisata di Kota Batu,” ungkapnya.
Meski begitu, ungkap dia, kalau ada wisatawan yang ke Kota Batu, menurutnya untuk angkutannya ke wisata, melalui angkutan kota. Artinya, menurut dia, itu semua saling memberi.
“Jadi tak ada ancaman pengusaha travel yang diinfokan ada sejumlah 422 armada travel. Jadi hal ini, sangat bagus sekali ,kalau destinasi pengembangan wisata desa yang ada diseluruh Kota Batu memakai travel itu,” timpalnya. (Gus)
Leave a Reply