BATU (Surabayapost.id ) – Pemkot Batu hingga kini belum memiliki Perda Cagar Budaya. Untuk itu Among Tani Foundation (ATF) gelar sarasehan barang antik di Kantor ATF, Kota Batu, Senin (28/12/2020).
Menariknya prosesi sarasehan tersebut, dihadiri oleh Kolektor ternama, Reno Halsamer yang memiliki lima museum, yang berada di Kota Batu, Lamongan dan Yogyakarta. Selain itu,juga dihadiri Arkeolog, Dwi Cahyono dan kedua orang ahli dibidang barang antik tersebut,sekaligus sebagai pemateri dalam acara itu.
Pada kesempatan itu, Dwi, mengaku acara tersebut merupakan yang tidak biasa. Lantaran yang dibahas bukan barang yang biasa melainkan barang antik.
“Barang bisa dikatakan antik jika telah berusia lama dengan kisaran waktu minimal 50 tahun. Selain usia barang, nilai di baliknya juga merupakan poin penting agar barang itu bisa dikatakan antik,” katanya.
Tapi, kata dia, itu diperlukan pemaknaan yang digarap melalui narasi yang dilakukan dengan riset mendalam.Karena barang antik itu,kata dia, juga bisa dikatakan sebagai heritage.
” Heritage saat ini oleh PPPI telah diartikan sebagai pusaka. Ada tiga macam pusaka,yaitu pusaka alam, pusaka budaya, dan pusaka saujana.Di Kota Batu sendiri mempunyai ketiganya yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan,” sarannya.
Kendati demikian, ia menilai bahwa Pemkot Batu terlalu tertumpu pada pembangunan wisata artifisial atau buatan. Sehingga, menurut dia, pusaka yang dimiliki Kota Batu tidak terlalu diperhatikan. Hal tersebut, tercermin bahwa di Kota Batu tidak memiliki Perda Cagar Budaya, dan Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB).
“Hal itu membuat pelestarian konservasi dan preservasi serta pemanfaatan pusaka di Kota Batu sulit dilakukan.Karena tidak ada regulasi yang mengatur serta tidak ada penegak hukumnya,” tegasnya.
Sementara itu, Reno Halmaser menyarankan agar di Kota Batu segera memiliki wadah untuk komunitas kolektor berkumpul. Dan itu diakuinya sudah menggagas untuk membuat wadah komunitas kolektor yang menurutnya bakal ditempatkan di Songgoriti, Kota Batu.
“Itu sebagai perwujudan usaha kolektor di Kota Batu.Sesuai dengan tema acara ini, dengan adanya wadah tersebut bakal jadi wadah destinasi wisata baru,” ujarnya.
Itu, ujar dia, seperti yang ada di Solo, yang menurutnya mempunyai Pasar Klitikan yang sudah terkenal.Dengan begitu, menurut Reno Kota Batu kalau punya pasar barang antikan sangat cocok.Alasannya, karena peradaban Kota Batu merupakan peradaban tua.
“Yang diperkirakan sudah ada sejak zaman Mpu Sindok hingga menjadi tempat peristirahatan pada zaman kolonial,”timpalnya (Gus)
Leave a Reply