
“Jadi, pihak rumah sakit bisa mengetahui gambarannya seperti apa. Ketika relawan ambulans dalam perjalanan membawa korban laka lantas, maka pihak rumah sakit segera diberitahu dan saling berkoordinasi. Sehingga saat pasien korban laka lantas tersebut tiba, maka pihak rumah sakit juga sudah siap melakukan penanganan,” beber Isrofi.
Sementara itu, Direktur RS Hermina Tangkuban Perahu, dr Agnes Widayu Estiningsih menuturkan, pembekalan kepada relawan ini sangatlah penting dalam membantu pasien gawat darurat khususnya korban laka lantas.
Dalam kegiatan tersebut, RS Hermina membawa dokter spesialis jantung sebagai pemateri.
“Hasil dari kegiatan ini, yaitu bagaimana koordinasi serta kolaborasi dalam penanganan kegawat daruratan. Pada intinya, kecepatan dan ketepatan penanganan sangatlah penting untuk menurunkan tingkat kesakitan maupun kegawatan pasien,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator Yayasan Rumah Solusi, Anto. Menurutnya, penguatan koordinasi dari segala sektor harus dilakukan terhadap penanganan kegawatdaruratan.
“Sesuai dengan misi kami, yaitu membangun komunikasi dan menguatkan koordinasi. Oleh karenanya, koordinasi baik dari relawan medis, rumah sakit maupun kepolisian harus saling bersinergi dengan baik dalam penanganan kegawatdaruratan khususnya korban laka lantas,” ucapnya.