MALANG (SurabayaPost.id) – Dewan Koperasi Indonesia wilayah (Dekopinwil) Jawa Tengah (Jateng), mengunjungi Koperasi Wanita (Kopwan) Setia Budi Wanita (SBW), Malang. Kunjungan itu dimaksudkan untuk mempelajari manajemen koperasi wanita yang kini memiliki aset ratusan miliar.
Wakiyo, salah satu pengurus Dekopinda Jateng, yang juga Ketua Dekopinda Demak, menuturkan kedatanganya ke SBW, selain ingin bersilaturahmi secara langsung dengan Ketua Dekopin Pusat Dr. Sri Untari Bisowarno MAP. Selain itu juga ingin melihat dari dekat keberadaan SBW.
Menurut dia, Jateng jarang sekali ada Kopwan. Karena itu pihaknya berniat untuk mempelajari pengelolaan Kopwan yang mungkin bisa dikembangkan di Jateng.
“SBW ini, bukan hanya sekedar koperasi, tetapi mamapu berkembang sedemian besar, makanya kami ingin tahu dari dekat keberadaan dan cara pengelolaannya,” tutur Wakiyo.
Bahkan menurut dia, SBW telah lebih jauh melangkah untuk kepentingan para anggotanya. Mulai dari melahirkan hingga kematian, semua sudah disiapkan. “Banyak yang tidak kami temukan di tempat lain, salah satunya adalah jaminan kesejahteraan anggota, ini menandakan jika SBW, sebagai Kopwan yang sangat kuat,” tambahnya.
Apalagi dengan sistem tanggung renteng yang diaplikasikan oleh seluruh pengurus dan anggota. Perkembangan SBW sangat pesat, dan memiliki omset hingga ratusan miliar.
Sementara itu, Ketua SBW Dr Sri Untari Bisowarno MAP, mengatakan kunjungan pengurus Dekopinda Jateng ini, menambah motivasi tersendiri bagi SBW.
“Saya sangat bersyukur, banyak sekali yang memberikan perhatian kepada SBW, semoga ini menjadi, motivasi bagi kami untuk terus berkerja membesarkan SBW dan memberikan kesejahteraan anggotanya,”kata Sri Untari.
Ia juga menyampaikan jika SBW, selalu berusaha untuk melakukan pengembangan, usaha. Karena itu setiap tahun selalu dilakukan evaluasi. “Evaluasi dan pengembangan terus kita lakukan. Ini semua demi kesejahteraan seluruh anggota SBW,” tukasnya.
Sri Untari, lantas merinci terkait sistem tanggung renteng yang menjadi kekuatan utama SBW. Kekuatannya pada keanggotaan Koperasi SBW yang dibentuk dengan sistem kelompok, misalnya 20 orang wanita.
“Mereka anggap saja sudah melewati semua prosedur dan telah resmi menjalankan tugas dan kewajiban sebagai anggota SBW. Namun pada suatu ketika salah satu anggotanya mendadak memerlukan dana maka bisa diajukan segera, dan ketika suatu saat angsurannya macet maka secara tanggung renteng semua anggota akan bersama-sama menyelesaikannya,”bebernya.
Sebagai komitmen dari konsep kebersamaan tanggung renteng. Semua keputusan dan penyelesaian masalah berdasarkan kesepakatan bersama dan semua ikut memiliki beban. Baik beban kelompok maupun rezeki kelompok semua dirasakan secara bersama-sama inilah substansi dari konsep tanggung renteng SBW.
Dengan konsep tanggung renteng, ini jelas Sri Untari, semua anggota komitmen menanggung dan menyelesaikan bila ada masalah anggota dan juga bersama-sama merasakan hasil kerja keras bersama, Koperasi SBW bisa berkembang maju di tengah ambruknya banyak koperasi di Malang, SBW justru kian maju dengan aset yang besar dan jumlah anggota yang terus berkembang. (sii)
Leave a Reply