MADIUN – Bencana hidrometeorologi kembali menghampiri Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis petang (9/2/2023). Tak terhindarkan, puluhan rumah warga yang berada di dua kecamatan diaduk-aduknya.
Bencana alam yang berlangsung diwaktu hujan disertai angin kencang itu terjadi di Desa Kebonagung, Kecamatan Balerejo dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonoasri.
Diantara dua wilayah yang ‘tersambar’ bencana alam itu, tercatat Desa Sidomulyo sebagai yang terparah dari sisi jumlah rumah terdampak. Desa Sidomulyo terdapat 31 rumah berdampak bencana, sementara Desa Kebonagung sebanyak 11 rumah warga.
Meski tidak tercatat adanya rumah warga yang mengalami ambruk total, namun kerusakan akibat hempasan angin dan hujan itu umumnya merusak sisi atap pemukiman warga.
Kecuali kerusakan rumah warga, sejumlah pepohonan peneduh di pekarangan perumahan juga tak luput dari dampak bencana alam itu. Pepohonan nampak patah dan roboh, di depan dan belakang rumah warga.
“Peristiwa hujan dan angin kencang itu waktunya singkat. Hanya sekitar dua menit. Saya melihat, banyak material yang terbang dari arah Barat. Rumah saya sendiri alhamdulillah aman,” terang Sumaji, Kepala Desa Sidomulyo, kepada jurnalis yang menghubunginya.
Dijelaskannya, di wilayah desa yang dipimpinnya terdapat sebuah rumah dari 31 rumah warga yang mengalami rusak parah. Atap rumah berbahan galvalum milik Sugeng, ‘jablas’ total terangkat dan dibawa terbang angin.
“Iya, karena sama sekali kehilangan atap rumah, maka pemilik berikut keluarganya terpaksa mengungsi sementara di rumah saudaranya,” jelas Sumaji.
Ditambahkannya, peristiwa itu tidak merusak fasilitas umum baik masjid, Puskesmas, jaringan listrik maupun fasilitas lainnya. Juga tidak tercatat adanya korban jiwa maupun terluka, lantaran semua penghuni langsung menghambur keluar rumah mencari tempat lapang.
Sementara relawan dari tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat langsung turun merapat ke lokasi kejadian. Bersama relawan dan warga setempat, mereka membenahi atap genting perumahan yang terdampak.
“Tim Tagana Madiun sudah berada di lokasi dan bekerja bakti bersama relawan lainnya,” tutur Hartono, salah satu personel Tagana.
Mengingat situasi semakin gelap, pekerjaan akan dilanjutkan keesokan harinya. (fin)
Leave a Reply