3,5 Tahun Mengemban Amanah, Gus Yani dan Bu Min Catatkan Angka Kemiskinan Terendah Dalam 15 Tahun Terakhir
GRESIK (SurabayaPost.id) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat, di masa kepemimpinan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah selama 3,5 berhasil menurunkan angka kemiskinan terendah dalam 15 tahun terakhir. Keduanya dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati pada tahun 2021 saat puncak Covid-19 mengguncang Indonesia (15 Juli 2021 dan 16 Februari 2022)
Menurur catatan BPS tahun 2024 persentase angka kemiskinan di Kabupaten Gresik berad di angka 10,32% atau sebanyak 142.390 jiwa. Angka ini, turun dari angka 12,42% atau sebanyak 166.350 jiwa diawal Gus Yani dan Bu Min menjabat (tahun 2021), atau turun dari angka 10,96% (149,750 jiwa) pada tahun 2023.
Mengawali amanah di kala Covid sedang menggila bukan hal yang mudah. Namun dengan komitmen untuk mengentas kemiskinan yang terus dijaga, upaya itu terbukti membawa berkah.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Gresik berhasil mencatatkan penurunan signifikan dalam angka kemiskinan menjadikannya sebagai salah satu daerah terdepan dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.
Jika dibandingkan dengan angka kemiskinan Provinsi Jawa Timur , selama tiga tahun terakhir Kabupaten Gresik berhasil menunjukkan penurunan kemiskinan yang lebih signifikan sebesar 2,10% sejak tahun 2021 hingga 2024. Sementara itu, Provinsi Jawa Timur berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 1,61% dalam periode yang sama.
Dalam upayanya, Pemerintah Kabupaten Gresik secara terintegrasi melakukan kolaborasi dengan efektif antara pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, serta sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Hasilnya Gresik tidak hanya berhasil mengurangi angka kemiskinan dengan lebih besar daripada provinsi, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Wakil Bupati sekaligus Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Gresik Aminatun Habibah mengatakan selama tiga tahun terakhir tren kemiskinan di wilayahnya terus mengalami penurunan.
“Alhamdulillah, selama tiga tahun terakhir terhitung dari 2021, Gresik berhasil menurunkan kemiskinan sebesar 2,1% pada 2024,” katanya, Rabu (7/8/2024).
Capaian tersebut menjadi satu tren positif dan menambah motivasi Pemerintah Kabupaten Gresik. Terlebih standart garis kemiskinan Gresik (berdasarkan pengeluaran perbulan) pada Maret 2024 sebesar Rp608.828/bulan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan garis kemiskinan Provinsi Jawa Timur yang di angka Rp536.122/bulan.
Hal ini berarti, walaupun dengan standar garis kemiskinan lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Gresik berhasil menjaga tren penurunan angka kemiskinannya tetap dibawah angka kemiskinan Provinsi Jawa Timur.
Dikatakan Wabup, bahwa capaian ini bukan merupakan garis finish bagi dirinya dan Bupati Fandi Akhmad Yani. Karenanya, hingga saat ini upaya pengentasan kemiskinan tanpa henti dilakukan dengan sinergi baik antar OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gresik maupun dengan instansi/pihak lain.
Program bantuan langsung tunai secara rutin disalurkan kepada keluarga yang sangat membutuhkan, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar mereka dan meningkatkan daya beli. Selain itu, pelatihan keterampilan kerja diberikan kepada masyarakat kurang mampu, membantu mereka memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur dasar di desa juga menjadi perhatian, dengan proyek-proyek seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum yang dirancang untuk memudahkan akses dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Program pemberdayaan ekonomi lokal juga didorong, termasuk dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta bantuan modal bagi wirausaha lokal.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berkolaborasi dengan pemerintah desa untuk pengembangan ekonomi lokal, dan lembaga pendidikan serta pelatihan memberikan kursus yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Pemkab Gresik juga aktif bekerja sama dengan lembaga non-pemerintah dan akademisi untuk merumuskan strategi pengentasan kemiskinan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Seperti halnya lewat Baznas yang memberikan bantuan produktif bagi masyarakat, dan beasiswa pendidikan untuk mengangkat kualitas hidup masyarakat.