lBATU (SurabayaPost.id ) – Dinas Pariwisata Kota Batu gandeng Kamar Dagang dan Induatri ( KADIN) Kota Batu. Mereka menggelar kompetisi Desain Batik Khas Batu 2021 yang dihelat di Hotel Jambuluwuk, Kota Batu, Rabu, (17/3/2021) hingga Kamis, (18/3/2021).
Kompetisi desain batik yang digagas Disparta bersama Kadin Kota Batu bertujuan untuk mendongkrak kemunculan batik khas bumi Kota Batu. Menariknya, lagi dari 100 peserta tersebut, berasal dari Kota Batu.
Oleh karena itu, Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq, mengaku pengembangan batik di Kota Batu merupakan tugas dan fungsi dari Disparta Kota Batu.
“Disparta yang bertanggung jawab atas pengembangan ekonomi kreatif seperti produk UMKM yang salah satunya adalah batik. Jiwa seni masyarakat Kota Batu ini saya rasa bagus sekali. Dengan adanya kompetisi ini saya yakin akan bisa memunculkan batik khas Kota Batu yang berkualitas,” paparnya.
Apalagi, menurut dia, Kota Batu yang memiliki banyak ikon yang bisa dijadikan corak batik yang khas. Seperti halnya apel, bantengan, jaranan, sayur, pegunungan, Alun-Alun Kota Batu, dan Balai Kota Among Tani Batu,serta masih banyak yang lainnya.
“Saya yakin setiap desa memiliki khasnya sendiri-sendiri. Potensi ini bisa dijadikan corak khas tiap desa,” ujarnya.
Lantas, ujar dia, ketika setiap desa sudah memiliki corak batik khasnya sendiri, ia meyakini batik di Kota Batu bakal bisa sekuat oleh-oleh Kaos Joger di Kota Batu. Oleh karena itu, ia berjanji akan memfasilitasi pengembangan batik di Kota Batu.
“Kita bisa mengadakan pameran, kita sudah siap semuanya. Tempat dan seluruh teknis pamerannya kami yang memfasilitasi,” janjinya.
Apalagi, lanjut dia, jika dibandingkan daerah lain kunjungan wisatawan kala pandemi Covid-19, menurutnya masih bagus.Dan menurutnya pada tahun 2020 ada sekitar 2,5 juta kunjungan wisatawan.
“Kendati turun jauh dari tahun 2019 yang sebanyak 7,2 juta kunjungan, kita masih bagus dibanding Kota Wisata lain. Ini merupakan potensi pasar oleh-oleh bagi pelaku ekonomi kreatif terutama perajin batik,” timpalnya.
Sementara itu, Ketua KADIN, Kota Batu, Endro Wahyu Wijoyono mengaku pasar batik di Kota Batu masih dikuasai batik dari luar. Seperti dari Pekalongan, Madura, Solo hingga Yogyakarta.Untuk itu, ia meyakini terkait kolaborasi yang digagas Disparta dan Kadin ini.
“Pelaku seni dan budayawan Kota Batu bisa menciptakan alat komunikasi yang luar biasa. Terutama batik, ini bisa menarik potensi kearifan lokal Kota Batu,” tegasnya.
Dengan begitu, Endro mengaku sangat mengapresiasi program Disparta, karena gagasan ini , menurutnya adalah langkah yang luar biasa.Apalagi, kata dia,bahwa batik, adalah warisan luhur dari nenek moyang nusantara.Untuk itu, Endro mengajak.
“Pegiat batik Kota Batu harus mempunyai semangat untuk memajukan batik di Kota Batu. Supaya tidak kalah dengan daerah lain,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply