DLH Bakal Benahi Penerangan di Alun-Alun Merdeka Kota Malang

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya, ST, MM
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya, ST, MM

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang bakal segera membenahi penerangan di Alun Alun Merdeka Kota Malang. Pembenahan tersebut rencananya dilakukan pada bagian penerangan yang dinilai kurang layak.

Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman mengatakan bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana sebesar Rp 900 juta. Bahkan saat ini pihaknya telah mengirimkan rencana penganggaran dan pengerjaan proyek ke Badan Layanan Pengadaan (BLP) yang nantinya segera dilakukan proses tender.

“Nilai pagunya Rp 900 juta, masih kami kirimkan ke BLP, lalu proses tender. Konsepnya, kita tambah penerangan di Alun-Alun Merdeka. Dengan detail perencanaan, bukan lampu dekorasinya, tapi lampu penerangan khusus,” ujar Rahman. Jumat (14/07/2023).

Dijelaskan Rahman, kebutuhan penerangan Alun-Alun Merdeka memang sangat diperlukan. Selain bahaya dari tindak kriminal, juga rentan digunakan untuk perbuatan asusila. “Kondisi saat ini kalau malam gelap sekali, sehingga upaya yang dilakukan ini termasuk mencegah potensi kriminalisasi walaupun sejauh ini kami tidak menerima laporan,” ujarnya.

Untuk lampu yang rencananya akan dipasang sendiri, Rahman mengaku memiliki konsep berbeda dengan lampu di kawasan Kayutangan Heritage ataupun Alun-alun Tugu. Penerangan tersebut dijelaskan Rahman bukan untuk penerangan jalan, namun khusus penerangan untuk didalam Alun-alun Merdeka.

Nantinya, setidaknya ada 70 lebih titik yang akan dipasang penerangan di area Alun-Alun Merdeka. Dan penerangan nantinya akan lebih banyak dipasang di kawasan timur, karena lokasi tersebut dinilai terlalu gelap saat malam hari.

“Konsepnya tidak sama dengan Heritage. Jadi, seperti PJU (Penerangan Jalan Umum) tapi dengan konsep perencanaan yang sudah dibuat untuk menerangi Alun-Alun Merdeka,” tegas Rahman.

Terpisah salah satu pengunjung Alun-Alun Merdeka, Susi (31) mengatakan bahwa alun-alun yang ada di pusat kota ini tidak lebih untuk kuliner. Sebab, didalam Alun-alun Merdeka penerangan disebut kurang.

“Saya jarang sebenarnya kesini (Alun-Alun Merdeka, red), tapi ketika ke alun-alun saat malam hari selalu gelap. Sehingga saya hanya mencari jajanan yang ada di pagar luar Alun-alun,” katanya.

Karena penerangan yang dianggap kurang, Linda memberikan usul untuk melakukan penataan Alun-alun Merdeka. Karena kawasan ini terkadang menjadi titik macet, ditambah banyaknya pedagang kaki lima yang berdagang kadang sembarangan di pinggir jalan.

“Sama pedagangnya ini, kalau bisa ya diberi ruang dimana gitu atau di dalam. Soalnya ini kan banyak, terus kadang bikin macet,” ucap wanita berhijab asal Kotalama tersebut. (*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.