JEMBER (SurabayaPost.id) – Dorong kemandirian petani melalui peningkatan daya saing hasil pertanian, Pupuk Kaltim gagas Program Kemitraaan Pertanian Terpadu (PKPT). Program yang merupakan pilot project komoditas padi itu menggunakan lahan seluas 12 hektare di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Sekretaris tim PKPT Pupuk Kaltim Hilmi Syarif mengatakan Inisiasi program tersebut berhasil mendongkrak produktivitas pertanian setempat. Sebab peningkatan hasil panen mencapai 35% dan nilai jual gabah diatas harga rata-rata.
Panen perdana PKPT itu dilaksanakan pada lahan seluas 2 hektar, mendapatkan hasil 10,7 ton. Itu berarti meningkat 3,7 ton lebih dari sebelumnya 7 ton.
Hilmi Syarif, mengungkapkan pilot project kemitraan PKPT diikuti 12 petani di Kecamatan Rambipuji, yang tergabung dalam satu kelompok tani. Program perdana ini melibatkan kerjasama aktif sejumlah pihak, di antaranya distributor resmi Pupuk Kaltim, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Pemkab Jember, hingga offtaker untuk jaminan penjualan gabah jangka panjang.
Program PKPT digagas sebagai upaya menggerakkan sumber daya di sektor pertanian, sekaligus mengedukasi petani untuk tidak sekedar menjadi penanam padi atau jagung, namun diarahkan pada pengelolaan hasil pertanian secara bisnis dengan produktivitas yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Hal itu melihat keterbatasan petani tradisional yang kesulitan meningkatkan hasil pertanian, karena disebabkan berbagai faktor. Di antaranya kurangnya permodalan untuk pembelian pupuk, hingga keterbatasan pengetahuan tentang pengelolaan serta pengolahan lahan secara optimal.
“Dengan program ini, seluruh persoalan tersebut kita carikan solusi sejak awal, baik untuk jaminan pembelian pupuk hingga pengolahan lahan, serta pemilihan bibit secara baik dan benar,” kata Hilmi, saat panen perdana di Desa Kaliputih pada Rabu (5/8/2020).
Begitu pula untuk nilai jual gabah, hasil panen kali ini mendapatkan harga di atas rata-rata senilai Rp4900–5000 per Kg, dari sebelumnya dihargai Rp4600-4700 per Kg. Hal itu melihat hasil panen memiliki kualitas yang jauh lebih baik, sehingga offtaker berani membeli dengan harga tinggi. “Kita optimis hasil akan terus meningkat, karena masih ada 10 hektare lagi hasil pilot project yang siap panen,” tambah Hilmi.
Mewakili Manajemen Perusahaan, GM Pemasaran PSO Pupuk Kaltim Muhammad Yusri, mengatakan program PKPT merupakan salah satu instrumen kebijakan Perusahaan dalam mendorong sektor pertanian yang optimal dan berdaya saing, sekaligus solusi bagi petani untuk mendapatkan hasil pertanian secara maksimal.
Melalui program ini, kata dia, petani akan dimudahkan untuk akses pembelian pupuk, hingga pemilihan bibit dan pengelolaan lahan melalui pendampingan berkala. Sebab kemitraan yang terjalin merupakan bentuk sinergi dalam mendorong produktivitas, disamping edukasi pola pemupukan dan pengelolaan lahan secara berkesinambungan.
“Ke depannya, pilot project ini akan terus dikembangkan di seluruh wilayah distribusi Pupuk Kaltim, sehingga produktivitas pertanian masyarakat semakin terdorong dengan hasil yang lebih optimal,” ujar Yusri.
Bupati Jember Faida MMR, mengapresiasi gagasan Pupuk Kaltim pada program PKPT yang dinilai berhasil meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat. Dirinya mengaku sinergi yang terjalin melalui program kemitraan ini sangat dibutuhkan, sehingga petani lebih termotivasi untuk menggarap lahan pertanian secara produktif.
“Terima kasih atas upaya Pupuk Kaltim dan seluruh pihak dalam meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Jember. Terbukti dengan adanya kemitraan ini, menjadikan petani berdaya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan memantapkan ketahanan pangan,” tutur Faida. (nav/aii)
Leave a Reply