Guru SMK PSW Ciptakan 120 Lagu Jawa di Kala Pandemi Covid-19

Guru SMK PSW Surabaya Poedianto yang juga seniman

SURABAYA (SurabayaPost.id) – Guru yang satu ini sangat luar biasa. Dia mampu menciptakan 120 lagu Jawa di kala pandemi Covis-19. 

Guru tersebut adalah Poedianto. Dia merupakan guru SMK Pariwisata Satya Widya (PSW) Surabaya. 

Selama pandemi Covid-19 justru  tak mengurangi kreativitasnya.  Dia  menulis lirik dan lagu Jawa. Semangat menguri-uri seni budaya tradisi mengantarkan dia menghasilkan sebanyak 120 lagu-lagu Jawa. 

Diantaranya judul lagu yang dinamai Paringan Rejeki, Sumilir Angin Wengi, Mung Kaya Ngene, Udan Isuk, Ojo Sumelang, Pramuka, Guru, Wancine Surup. Selain itu Kelingan Rina Wengi, Darmaning Urip, Tembang Rembulan, Sinden, Ngombe Es Dhegan dan banyak lagi. Lagu-lagu tersebut dilantunkan sendiri dengan gitar usangnya.

“Lagu-lagu ini hanya sebagai karya dasar. Tetapi apabila ada penyanyi yang berkenan, boleh menyanyikan lagu-lagu ini. Silahkan saja. Semuanya sudah ada di youtube,” terang dia, Sabtu (5/12/2020).

Poedianto saat main gitar

Berbagai tema diangkat dalam bentuk syair lagu. Misalnya tema pendidikan,  persahabatan, asmara dan tema lainnya. 

“Saya tidak ingin jadi penyanyi. Saya hanya pencipta lagu Jawa,” ujarnya tatkala ditanya oleh teman guru sejawatnya ketika usai memberi pelajaran murid-muridnya dengan daring di ruang guru baru-baru ini.

Pecinta seni tradisi wayang kulit, ludruk, janger, ketoprak, keroncong, langgam, campur sari ini, juga sudah menulis berbagai cerita rakyat, legenda, ephos,  cerpen. Misalnya cerita dengan judul Sang Guru, Perawan Sendang Madu, Cinta Suci di Kaki Gunung Wilis, serta berbagai cerpen sosial. 

Kesemuanya itu ditulis guru yang juga kuhai menulis berita ini  justru saat waktu luang di tengah-tengah kesibukan. Terutama di sela tugas-tugas guru dari sekolah tempatnya mengabdi.

“Saya memang suka menulis. Menulis apa saja yang berkaitan dengan seni dan budaya. Saya juga pernah menulis di majalah pendidikan milik Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, yaitu Majalah Info, Majalah Bende, Majalah Media dan media pendidikan lainnya,” paparnya.

Lebih lanjut, guru yang suka humor ini mengatakan bahwa seni budaya tradisi diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan atas. 

Baik itu seni tari, menyanyi, karawitan, pedalangan dan seni lainnya. “Sebab garda terdepan melestarikan seni budaya tradisi adalah sekolah-sekolah,” katanya. (Lil)

Baca Juga:

  • LKPH UMM Resmi Tandatangani Kontrak Bantuan Hukum 2025, Siap Wujudkan Akses Keadilan
  • UIBU Gelar Riyoyoan Bersama Insan Media dan Organisasi Pers Malang Raya
  • Gelar Konferensi Pers, Persada Hospital Malang Akui Belum Komunikasi dengan Korban Pasien Oknum Dokter Cabul
  • Hadiri Halalbihalal Grib Jaya, Wali Kota Batu Sebut Grib Jaya Bagian Penting Tak Terpisahkan Dalam Proses Pembangunan
  • Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang, Ngaku Hanya Jalankan Standar Pemeriksaan
  • Korban Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Dokter di Malang Resmi Lapor Polisi
  • Menteri Imipas Agus Andrianto Tinjau Panen Perdana Program Ketahanan Pangan di Nusakambangan
  • LKPJ Disetujui Dewan, Wali Kota Malang Siap Tancap Gas Bangun Pasar Gadang dan Blimbing
  • Hadiri Peluncuran SP2D Online melalui SIPD RI di Jakarta, Begini Kata Wali Kota Batu 
  • PSDKP Surabaya ‘Rahasiakan’ Hasil Pemeriksaan PT SMIP
  • Be the first to comment

    Leave a Reply

    Your email address will not be published.