
Gresik (SurabayaPost.id)— Pemerintah Kabupaten Gresik menggelar kegiatan Implementasi Retret sebagai upaya menyelaraskan langkah dan memperkuat sinergitas antara pemerintah pusat, daerah, dan desa dalam mendorong kemajuan Kabupaten Gresik. Kegiatan ini diinisiasi langsung oleh Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Asluchul Alif, diikuti jajaran kepala dinas, camat, serta kepala desa/lurah se-Kabupaten Gresik.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menegaskan bahwa tujuan utama pertemuan ini adalah menyamakan satu langkah dan ritme kebersamaan demi mewujudkan Gresik Baru Lebih Maju. Terinspirasi dari pengalaman retret di Magelang usai pelantikannya pekan lalu, Bupati Yani menyoroti pentingnya peran desa sebagai penggerak utama pembangunan daerah.
“Desa memiliki peran vital dalam kemajuan daerah. Maka, kebersamaan dan kolaborasi menjadi kunci, agar setiap kebijakan yang digulirkan, baik dari pusat maupun daerah, bisa diterjemahkan hingga tingkat desa,” tegas Bupati Yani.
Disampaikan Bupati, pentingnya menjaga ketahanan pangan, dengan menetapkan harga minimal gabah Rp6.500 agar petani tetap sejahtera. Selain itu, sawah tadah hujan akan didata dan diusulkan ke pemerintah pusat untuk dikembangkan menjadi lebih produktif.
Efisiensi Anggaran imbuhnya, selaras dengan kebijakan pemerintah pusat, Bupati Yani juga mengingatkan pentingnya efisiensi dalam penggunaan anggaran desa, memastikan setiap rupiah benar-benar berdampak bagi masyarakat.
Stabilisasi Harga Kebutuhan Pokok
Bupati Yani meminta kepala desa turut aktif memantau harga kebutuhan pokok di pasar, agar tidak terjadi lonjakan harga yang membebani masyarakat.
Pengelolaan Sampah Berbasis Desa
Salah satu perhatian serius adalah pengelolaan sampah. Bupati Yani mendorong agar setiap desa memiliki TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Kolaborasi Desa dan BAZNAS Gresik
Bupati juga mengajak pemerintah desa untuk bersinergi dengan BAZNAS Gresik melalui pembentukan UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di desa-desa, sebagai bentuk penguatan ekonomi umat dan dukungan bagi masyarakat kurang mampu.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, juga menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan tidak bisa dilakukan sendiri oleh Bupati dan Wakil Bupati, melainkan membutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat.
“Tidak mungkin kami berdua berjalan sendiri. Kolaborasi adalah kunci. Program-program yang kita jalankan harus linier, mulai dari tingkat desa, kabupaten, hingga nasional,” ujar Wabup Alif.
Dalam kesempatan yang sama, Wabup Alif juga menambahkan empat fokus utama yang menjadi perhatian. Di antaranya Dukungan terhadap program MBG (Makan Bergizi Gratis) dalam hubungannya dengan menggerakkan perekonomian lokal. Berikutnya adalah Penanggulangan banjir akibat luapan Kali Lamong dan Bengawan Solo baik itu berupa pembangunan kolam retensi maupun relokasi sebagai solusi jangka panjang bagi masyarakat terdampak.
Hal lain yang juga menjadi fokus adalah peningkatan infrastruktur, meliputi eks jalan penghubung desa, sekolah, dan puskesmas, dengan tujuan agar pelayanan publik semakin optimal. Terakhir, Wabup Alif juga menekankan penguatan kolaborasi antar wilayah aglomerasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman, yang juga menjadi moderator melihat nilai positif dalam ini. Dirinya menyampaikan bahwa kegiatan bersama kepala desa semacam ini akan dilakukan secara berkala.
“Pertemuan ini menjadi ruang diskusi dan penyamaan visi. Ke depan, kami akan mengagendakan pertemuan serupa agar komunikasi antara pemerintah daerah dan desa semakin solid,” ungkap Sekda Washil. (**)