MALANG (SurabayaPost.id) – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) melakukan doa bersama untuk kesembuhan korban buli siswa SMPN 16. Hal itu diakui Anggota komunitas LPA, Yuning Kartikasari, Selasa (4/2/2020).
Dia menjelaskan, doa bersama itu digelar menjelang operasi pada siswa korban buli. “Iya, sore ini dilakukan operasi. Untuk itu, teman teman akan gelar doa bersama,” tuturnya.
Ia bersama kawan-kawannya, berkomitmen mengawal kasus tersebut sampai selesai. Meskipun nantinya, tidak bisa normal kembali seperti sebelumnya.
Ia mengaku, dalam teknis pendampingan, pihaknya telah mendatangkan psikolog. Dan kondisinya, terus semakin membaik.
Sementara itu, Zainudin Albar angota LPA bidang hukum menjelaskan, dari sisi hukum, harus ada efek jera bagi pelaku. Pihaknya, fokus pada penyembuhan korban, dan pembiayaan dilunasi.
“Kasus ini diselesaikan dengan kekeluargaan, masalah pembiayaan ditanggung pata wali murid. Kalau bidang hukum, ya harus ada efek jera bagi pelakunya. Sehingga tidak terjadi kejadian serupa di masa mendatang,” pintanya.
Sebelumnya, beredar di media sosial atas dugaan kekerasan di sekolah SMPN 16 Malang. Salah satu siswa diduga menjadi korban kekerasan dari 7 orang temanya. Kini mereka tengah menjalani pemeriksaan Polisi.
Kepala Sekolah, Syamsul Arifin membenarkan kejadian itu di lingkungan sekolahya. Menurutnya, hal itu terjadi di sekolahnya tanggal (15/01/2020), setelah sebelumnya menanyakan kepada para siswa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Dra Zubaidah MM menjelaskan, jika setelah kejadian tersebut, siswa yang bersangkutan sudah masuk sekolah. Namun, kemudian izin tidak masuk karena sakit. Ia mengatakan, saat itu jari korban sering kejepit gesper ikat pinggang.
“Setelah kejadian, hari berikutnya sudah masuk sekolah namun diperban. Bahkan, sudah ikut pramuka. Namun akhirnya, izin tidak masuk karena sedang.dirawat di rumah sakit sampai saat ini. Ada kejadian itu, tapi tidak kekerasan, itu guyon dengan teman – temanya di masjid,” katanya. (lil)
Leave a Reply