BATU (SurabayaPost.id) – Di tengah pusaran pandemi Covid-19, puluhan pedagang sayur dadakan pada malam hari, dipindah. Pemkot Batu mengakomodir pedagang yang biasanya mangkal di sekitaran terminal itu ditampung di halaman Pasar Sayur, Kota Batu.
Hal tersebut, dibenarkan salah satu pedagang sayur asal Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Rofini, Selasa (6/7/2021) malam.
Menurut Rofini, sekitar 60 pedagang sayur, yang sebelumnya mangkal di seputaran terminal pada malam hari, sekarang sudah diakomodir oleh dinas terkait Pemkot Batu.
“Kami sadar, karena terminal bukan tempatnya untuk mangkal para pedagang sayur.Apalagi, ini Kota Wisata,” katanya.
Untuk itu, ia menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Batu, atas kebijakannya. Sehingga puluhan pedagang difasilitasi untuk mangkal berjualan.
“Kami mulai berjualan dari pukul 19,00 WIB, sampai pukul 0,1, WIB, dini hari.Selanjutnya, dilanjutkan oleh pedagang yang lain, dari pukul 0,1 sampai pukul 0,7 WIB, pagi,” terangnya.
Diwaktu yang sama, Aminah yang juga pedagang sayur, berharap ada kebijakan dari dinas terkait, aktivitas nya tersebut, agar dibatasi sampai pukul 02.00 WIB.
“Keberadaannya pasar sayur malam ini,setidaknya pasar sayur yang didalam akan ramai, dan jadi hidup,” ujarnya.
Karena, ujar dia, pasar sayur yang berada di dalam sangat sepi. Dengan hadirnya puluhan pedagang sayur tersebut, Aminah meyakini bakal bisa mendongkrak perekonomian para pedagang yang mangkal di dalam area pasar sayur.
Apalagi, menurut dia, pelanggannya berasal dari Kota Blimbing, Lawang, Kebalen dan beberapa lainnya, mereka membelinya dengan partai lumayan besar.
“Rata – rata belinya 10 kilo gram sampai 2 – 3 kuintal beragam jenis sayuran. Mereka para tengkulak, dengan harga grosir, dan lebih murah dibanding dengan harga eceran,” paparnya.
Sementara itu, Agung Sugiono, yang notabene selaku anggota dewan DPRD, Kota Batu, mengaku lega. Alasannya selain dirinya sebagai pengepul sayur antar Provinsi, Kalimantan, sekaligus pasar yang jadi kebanggaan masyarakat Batu bisa bangkit dan ramai.
“Mereka direlokasi disini oleh dinas. Yang mana, sebelumnya pasar sayur bisa di kata sedang mati suri, sekarang bisa hidup, dengan aktivitas para pedagang, yang notabene warga Kota Batu,” katanya.
Untuk itu, kata dia, sangat berharap kepada Pemkot Batu, ada kebijakan, dan tinggal mengatur mekanismenya seperti apa, supaya aktivitas tersebut, sampai 24 jam.
Selain itu, ia berharap agar tidak terlihat lagi para pedagang yang mangkal ditepi jalan dengan liar, yang mengundang tidak sedapnya pandangan.
“Ini, Kota wisata.Kalau para pedagang tertata seperti ini, akan menjadi indah, dan jadi kebanggaan kita bersama termasuk pemerintah Kota Batu.Apalagi sayuran di Batu, beragam jenisnya.Itu,akan mendongkrak perekonomian para petani.
Terlebih, masih di tengah ancaman wabah pandemi.Nadi perekonomian mengalami kembang kempis.Alhasil semoga aktivitas ini bisa menjadi permulaan berkembangnya perekonomian mereka,”serunya.
Itu, lanjut dia, keberadaannya pasar sayur malam dadakan ini, diyakini bisa membangkitkan gairah para pedagang, dan sekaligus para pembeli. (Gus)
Leave a Reply