BATU (SurabayaPost.id) – Penanganan Pasar Besar Batu bakal segera dimulai tahun 2021 ini. Untuk itu, sebanyak 1.097 pedagang Pasar Pagi bakal segera direlokasi ke dalam Stadion Brantas.
Rencana relokasi ribuan pedagang itu sudah dikoordinasikan Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (Diskoumdag) Kota Batu bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Batu.
Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono mengakui hal tersebut. Dia menjelaskan bahwa koordinasi itu mencari jalan keluar terbaik agar dalam pelaksanaanya tidak saling berbenturan. Sehingga kegiatan olah raga, relokasi, dan pembangunan pasar berjalan dengan maksimal demi kebaikan bersama.
“Kami tidak merubah fungsi stadion sebagai pusat olah raga, yang jelas tadi kita (Diskumdag) memaparkan pada KONI bagaimana rencana relokasi secara detail. Jadi nanti pedagang Pasar Pagi yang berjumlah 1097 akan berjualan di lintasan pinggir bukan di area lapangan rumput,” jelas Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono.
Nanti di dalam stadion dipastikan tidak ada kios atau bangunan dan aktivitas pedagang dimulai pukul 24.00 Wib dan maksimal pukul 7.30 Wib harus sudah bersih seperti sediakala. Sehingga aktivitas olah raga bisa tetap berjalan seperti biasa.
“Detail teknisnya nanti kita pikir bersama kan sifatnya sementara, semoga bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Kita juga memberikan pesan kepada para pedagang agar bisa menjaga fasilitas dan kebersihan stadion dengan baik,” imbuh Eko.
Pihaknya menargetkan relokasi bisa dimulai pada bulan Oktober karena menunggu tahap lelang selesai. Alasan memilih stadion karena aset Pemkot Batu yang paling luas berada di situ.
“Memang awalnya ada beberap pilihan contoh di Jalan Sultan Agung tapi itu merupakan arus utama yang sering dilewati kendaraan besar jadi tidak memungkinkan. Lalu Pasar Sayur Batu kita menilai lahannya tidak mencukupi, apalagi sekarang pandemi bisa-bisa pedagang meluber ke jalan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KONI Kota Batu, Mahfud mengatakan koordinasi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara detail konsepnya. Sehingga bisa sama-sama memahami. Secara prinsip meski ada relokasi pembinaan di stadion juga tidak hilang.
“Sehingga fungsi stadion sebagai pusat pembinaan cabor sepak bola dan atletik bisa tetap terjamin. Setelah ada koordinasi kita memang sudah sepakat tapi ada beberapa catatan, dalam waktu dekat akan ada pertemuan lagi melibatkan PSSI dan PASI,” ungkap dia.
Pertemuan susulan tersebut untuk menjelaskan bila dalam relokasi yang berubah sebatas waktu kegiatannya, tidak merubah bentuk atau fungsinya. Misalnya latihan sepak bola yang biasanya mulai pagi hari akan bergeser diatas jam 8 pagi menunggu pedagang kembali.
“Kalau atletik latihannya sore jadi tidak terlalu terganggu. Sebenarnya KONI juga sempat menawarkan relokasi pedagang bisa ditempatkan di area tribun karena selama ini jarang difungsikan. Tapi Diskumdag tetap memilih lokasi pinggir lapangan, mungkin penilaian mereka untuk memudahkan aktivitas para pedagang,” tutupnya. (Gus).
Leave a Reply