MALANG (SurabayaPost.id) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menyiapkan uang kartal Rp 3,66 triliun sambut Hari Raya Idul Fitri 2020. Menurut Kepala BI Malang, Azka Subhan Aminurridho jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun lalu.
“Turunnya hanya 0,2%. Jika tahun lalu sebesar Rp3,672 triliun. Tahun ini BI Malang menyiapkan sejumlah Rp 3,664 triliun. Itu terdiri atas uang pecahan besar dan kecil,” jelas Azka Subhan Aminurridho, Selasa (5/5/2020).
Menurut dia, proyeksi outflow tersebut dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan penarikan secara tunai. Baik itu melalui kantor layanan maupun mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) perbankan.
Dijelaskan pria yang akrab disapa Azka ini bila penurunan proyeksi itu sejalan dengan proyeksi permintaan konsumsi masyarakat yang diperkirakan lebih rendah. Hal itu kata mantan pejabat BI Denpasar ini, terkait dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.
Menurut Azka kebijakan PSBB terkait wabah Covid-19 itu mengurangi mobilitas sosial. Sehingga berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik.
Akibatnya, lanjut Azka, mengurangi pola konsumsi. Sehingga berdampak pada penurunan kebutuhan akan uang kartal.
Makanya, kata dia, BI Malang dalam melayani penukaran uang pecahan berbeda dengan tahun lalu. Sebab kali ini tidak melayani penukaran uang di lokasi umum.
Alasannya, karena aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat dalam memitigasi penyebaran Covid-19. Sehingga pelayanan diberikan melalui loket di bank.
Untuk itu, kata dia, BI telah berkoordinasi dan meminta perbankan, agar memberikan layanan penukaran uang dengan tetap menegakkan protokol pencegahan Covid -19 yang telah ditetapkan Pemerintah.
Protokol itu kata dia di antaranya mewajibkan penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan physical distancing. Untuk wilayah kerja BI Malang, penukaran untuk masyarakat akan dilayani oleh 31 titik penukaran uang di Bank Umum dan 21 Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Layanan penukaran itu kata dia terhitung mulai tanggal 29 April s.d. 20 Mei 2020. “Untuk kelancaran penyiapan uang tunai dan kelancaran layanan penukaran tersebut, BI menyusun strategi secara internal dan eksternal,” jelas dia.
Secara internal, tutur mantan pejabat BI Bandung ini, BI melakukan perlakuan khusus dalam pengolahan uang rupiah. Diaebutkab seperti karantina uang rupiah setoran dari perbankan 14 hari hingga pandemi Covid 19 dinyatakan berakhir oleh otoritas berwenang.
Selain itu melakukan penyemprotan disinfektan pada sarana prasarana dan area perkasan, serta penguatan higienitas pegawai dan perangkat pengolahan uang.
Sedangkan dari sisi eksternal, jelas dia, BI melakukan langkah-langkah koordinasi dengan perbankan untuk menjaga ketersediaan uang di ATM dengan kualitas baik melalui perencanaan pengisian uang yang akurat. Selain itu menyediakan layanan penukaran uang kepada masyarakat di loket perbankan sehingga masyarakat mudah untuk memperoleh uang.
Disamping itu kata dia memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang yang memperhatikan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). “BI juga meminta perbankan di wilayah kerja untuk melengkapi sarana kesehatan (hand sanitizer) dan menyediakan publikasi edukasi terkait pencegahan penyebaran Covid 19 di area layanan kas/banking hall dan area mesin ATM berupa screen saver di ATM, CDM, pemasangangan leaflet, banner, dan sebagainya,” jelas dia.
Karena itu dia mengimbau agar masyarakat menggunakan transaksi pembayaran secara nontunai
Baik itu melalui digital banking, uang elektronik, dan QR Code Pembayaran dengan standar QRIS (QR Code Indonesian Standard). “Itu demi keamanan dan kenyamanan,” pungkasnya. (aji)
Leave a Reply