SEMARANG (SurabayaPost.id) – Wali Kota Malang Sutiaji berencana menjadikan TKBJ (Taman Krida Budaya Jatim) sebagai sentra kuliner Malang. Rencana tersebut dicelupkan saat mengikuti welcome dinner Rakornas Apeksi XIV di ballrom Renainsance Building Semarang, Selasa (2/7/2019).
Pada acara awal perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Se Indonesia (Apeksi) 2019 itu Walikota Malang Sutiaji didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang Hj. Widayati Sutiaji dan Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko didampingi Wakil Ketua TP PKK Hj. Elly Estiningtyas Edi Jarwoko.
Acara itu juga dihadiri 97 Walikota dan Wakil Walikota se Indonesia beserta Istri. Diantaranya nampak hadir Ketua Dewan Apeksi Airin Rachmi Diany dan Walikota Batu Dewanti Rumpoko yang juga selaku Ketua Apeksi Korwil IV.
Hendrar Prihardi, Walikota Semarang, selaku tuan rumah rakernas dalam sambutan selamat datangnya mengenalkan potensi kuliner yang dimiliki kota Lumpia ini. “Selain lumpia, kita juga punya deretan PKL kuliner yang mampu jadi aset wisata daerah,” kata Walikota Semarang.
Gayung bersambut dengan semangat kolaborasi dari penyelenggaraan rakernas, Walikota Malang Sutiaji, tak mau kalah dalam berjualan kotanya. Kepada kolega koleganya juga menegaskan kekuatan kuliner yang beragam yang juga dimiliki Kota Malang.
Bahkan dalam perbincangan khusus semi rapat kecil bersama Wawali Sofyan Edi, Sekkota Wasto dan beberapa Perangkat Daerah serta Pimpinan Bank Jatim Malang, mengutarakan keinginan kuat Pemkot Malang untuk mengelola Taman Krida Budaya Jawa Timur (TKBJ) sebagai sentra kuliner Malang.
“Tempo hari saya sudah berbincang dengan Bu Khofifah (Gubernur Jatim) serta Mas Emil (Wagub Jatim) untuk diperkenankan mengelola secara total keberadaan TKBJ. Selama ini pengelolaannya oleh Provinsi Jatim, dan kita lihat kurang maksimal. Karenanya kita mengajukan rencana tersebut, “ujar Pak Aji, demikian Walikota Malang akrab disapa.
Dengan total pengelolaan TKBJ oleh Pemkot Malang, maka akan terproyeksi sebagai sentra kuliner yang akan “dikawinkan” dengan atraksi atraksi seni dan budaya. Skenario itu, seperti ditambahkan Wawali Sofyan Edi, juga akan menjadi bagian solusi mereduksi dan menghilangkan PKL yang memakan trotoar.
Rapat “dadakan” ala Sutiaji juga membincangkan potensi simpul simpul kuliner dan putaran ekonomi lainnya. Satu diantaranya kekuatan kawasan Kayutangan yang akan “disulap” dengan kekuatan ekonomi kreatif yang ada di kota Malang.
Seperti yang sering diutarakan Walikota penggemar bulutangkis ini, selain penguatan sisi heritagenya, kawasan Kayutangan akan disentuh oleh tangan tangan dingin pelaku ekonomi kreatif digital seperti permainan video mapping, layanan transaksi non tunai, dan lain lainnya.
Agenda rakernas Apeksi sendiri dibentang mulai tanggal 2 s /d 6 Juli 2019 dengan rangkaian giat meliputi welcome dinner, rapat kerja, sister city, Indonesia City Expo, Pawai Budaya dan Ladies Program. (lil)
Leave a Reply