Tingkatkan Partisipasi Pemilih Milenial, KPU Jatim Gelar Sosialisasi Pada Mahasiswa UB

Tingkatkan partisipasi pemilih milenial, KPU Jatim menggelar sosialisasi kepada mahasiswa Universitas Brawijaya
Tingkatkan partisipasi pemilih milenial, KPU Jatim menggelar sosialisasi kepada mahasiswa Universitas Brawijaya

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Tingkatkan partisipasi pemilih milenial, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi Jawa Timur, gencar melakukan sosialiasi. Sosialiasi itu, tidak saja kepada masyarakat umum, namun juga di dunia pendidikan. Kali ini, sosialisasi diberikan kepada mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Kamis (12/10/2023).

Bertajuk KPU Goes to Campus, School dan pesantren, anak muda membangun bangsa, gak milih gak keren, pemahaman pemilu terus disampaikan kepada para calon pemilih. Mengingat, di lingkungan Campus, School dan Pesanten merupakan basis calon pemilih pemula. Bahkan, bisa menjadi infuencer ataupun agen perubahan, penyambung informasi.

“Ini merupakan progam nasional. Karena, dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional, 52 persen didominasi kaum milenial. Dan Campus, School dan Pesantren, adalah representasi dari kaum milenial dan pemilih pemula. Apalagi, di Jatim, jumlah DPT terbanyak nasional ke 2 setelah Jawa Barat,” terang Komisioner KPU Jawa Timur, bidang SDM dan Litbang, Rochani di sela sela KPU Goes to Campus, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UB, Kamis (12/10/2023).

Tingkatkan partisipasi pemilih milenial, KPU Jatim menggelar sosialisasi kepada mahasiswa Universitas Brawijaya
Tingkatkan partisipasi pemilih milenial, KPU Jatim menggelar sosialisasi kepada mahasiswa Universitas Brawijaya

Menurutnya, KPU RI telah menetapkan jumlah DPT hampir 204 juta, 15 persennya ada di Jawa Timur. Sedangkan 17 persen di Jawa Barat dan 12 persennya ada di Jawa Tengah. Untuk itu perlu harus dikelola dengan baik, pemahaman dan edukasi. Pentingnya kepemiluan dan kesadaran untuk terlibat di dalam pemilu.

“Meskipun tidak seluruh kampus bisa kami jangkau, namun setidaknya melalui Goes to Campus di Fisip ini, para mahasiswa bisa saling getok tular. Saling mengingatkan bahwa ada agenda nasional yang diikuti. Kami juga berharap, KPU Kabupaten/Kota bisa mengadopsi metode yang sama,” lanjutnya.

Disinggung respon mahasiswa atas saat sesi tanya jawab, Rochani menyebut hal itu, sebagai bentuk kepedulian, kritis serta sadar potensi diri. Untuk itu, tinggal bagaimana mereka mengaktualisasikan pada perhelatan pemilu nanti.

Saat ditanya lokasi TPS, Rochani menjelaskan, bahwa selain menyiapkan TPS reguler, pihaknya juga menyiapkan TPS khusus. Namun demikian, hal itu berdasarkan pengajuan serta kepastian DPT, ada di lokasi yang telah ditentukan tersebut.

Sementara itu, Dekan Fisip UB, Prof Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.Comm menyebut, mahasiswa sebagai pemilih muda, bukan sekedar memilih. Tapi dari penyelenggara Pemilu menyampaikan, untuk memilih dengan bijak, benar dan hati nurani.

Pemateri dan peserta sosialisasi pose bersama
Pemateri dan peserta sosialisasi pose bersama

“Karena apapun pilihan itu, akan menentukan masa depan bangsa. Jadi dengan sosialisasi ini, saya harapkan mahasiswa disini menjadi agen, sebagai pemilih yang benar, pemilih yang wise atau bijak,” terangnya.

Sebagai upaya meningkatkan kesadaran pemilih pemula, Anang menerangkan, FISIP memiliki beberapa mata kuliah. Berkaitan dengan, bagaimana menyikapi informasi, bagaimana menelusuri informasi. Termasuk mata kuliah untuk membangun karakter pemilih.

“Apapun pilihan kita, itu bentuk tanggungjawab kita kepada Bangsa. Dalam setiap mata kuliah yang kita berikan itu, sebetulnya membekali secara tidak langsung. Ada How To Treat The Information, bagaimana bermasyarakat dengan baik, Hukum Media dan Psikologi. Harapan kami mereka dewasa dalam memilih,” pungkasnya. (*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.