MALANG (SurabayaPost.id) – Polres Malang Kota (Makota) menggelar operasi Simpatik, Selasa (29/10/2019). Kapolres Makota AKBP Dony Alexander bersama Dandim Kota Malang Letkol Tommy Anderson terlibat langsung dalam operasi tersebut.
Mereka bersama-sama membagi-bagikan helm secara gratis pada anak-anak yang dibonceng orangtuanya tak pakai helm. Selain helm mereka juga dapat bunga dan coklat.
Menurut Kapolres Dony Alexander, operasi Simpatik itu merupakan bagian dari Operasi Zebra Semeru 2019. “Dalam operasi tersebut kami tak hanya melakukan penindakan tapi juga melakukan secara simpatik,” kata dia.
Dijelaskan dia bila operasi Zebra Semeru 2019 penegakan hukumnya 80 persen. Sedangkan yang 20 persen dilakukan lewat operasi Simpatik.
“Dalam operasi Simpatik itu kami tidak melakukan penindakan hukum. Tidak ada tilang. Kami hanya lakukan sosialisasi agar masyarakat tertib berlalu lintas,” kata Kapolres yang populer dengan sebutan polisi super itu.
Makanya kata dia, dalam operasi Simpatik itu ada 35 helm yang dibagikan secara gratis. Selain itu 100 bunga dan coklat.
Harapannya, lanjut dia, agar masyarakat sadar. Sehingga mereka bisa tertib dalam berlalu lintas.
“untuk itu kami berupaya untuk memberikan nasihat-nasihat kepada masyarakati,” kata Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander.
Dalam aksi ini, Kapolres juga turun langsung bersama Dandim 0833 Kota Malang untuk memberikan pesan kepada masyarakat seluruhnya agar mengedepankan keselamatan dalam berkendara.
“Kita tidak melakukan penilangan, tapi kita gunakan simpati kepada masyarakat, yang mana disini kita (TNI-Polri ) ingin bersama-sama menciptakan Malang yang tertib berlalu lintas dan juga mengutamakan keselamatan berlalu lintas,” paparnya.
Untuk diketahui, Satlantas Polres Malang Kota saat ini memang melaksanakan kegiatan Operasi Zebra Semeru 2019 yang berlangsung tanggal 24 Oktober hingga 5 November. Dengan adanya operasi ini, angka kecelakaan lalu lintas menurun kurang lebih 23 persen dari tahun sebelumnya.
“Dalam operasi ini, kita berikan 80 persen penegakan hukum dan 20 persen bersifat simpati kepada masyarakat akan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas. Mudah-mudahan ke depannya (angka kecelakaan) juga akan selalu menurun, dan kita upayakan maksimal agar tidak ada lagi kecelakaan lalu lintas di jalan raya dengan kesadaran masyarakat mencapai 100 persen,” tandasnya.
Sampai saat ini, lanjut dia, sudah ada 1600 kendaraan yang terdiri dari roda dua dan empat yang sudah ditilang dalam operasi. Pelanggaran terbesar yakni pengendara melawan arus, tidak menggunakan helm, melanggar rambu lalu lintas dan juga tidak membawa surat-surat kendaraan bermotor.
“Operasi simpatik ini juga kan kita tingkatkan agar nantinya bisa seimbang antara penegakan hukum dan juga dengan penyampaian himbauan,” jelasnya. (lil)
Leave a Reply