Muhadjir Effendy Mendapat Bintang Mahaputera, Keluarga: Itu Amanat

Prof Dr Muhadjir Effendy kala menerima penghargaan Bintang Mahaputra Adiipradana dari Presiden RI Joko Widodo

JAKARTA (SurabayaPost.id) – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendy mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Kakanda Muhadjir, Hj Sri Hastuti Anshary atas nama keluarga menyatakan bersyukur tiada tara atas anugerah Bintang Mahaputera Adipradana yang direrima Muhadjir. Aungerah ini juga menunjukkan bahwa Presiden Jokowi mempercayai dia sebagai pembantunya. “Keluarga berterima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi,” katanya.

“Tentu saja kami bangga. Dalam tradisi keluarga Bani Soeroya, setiap penghargaan apapun, juga bernilai amanat yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Semoga dengan penghargaan ini, menambah semangat dan istiqamah adik saya dalam bekerja mengabdi untuk kemajuan dan kemaslahatan bangsa dan negara,” katanya.

Prof Dr Muhadjir Effendy

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM( Dr Fauzan mengatakan, Civitas Akademika UMM ikut bangga atas anugerah bintang Mahaputera yang diterima Muhadjir, mantan Rektor UMM 4 periode ini.

“Sebagaimana beliau mengajarkan kami di kampus, penghargaan apa saja, termasuk anugerah ini, harus disikapi secara proporsional dan dinamis. Yang terpenting adalah kerja keras untuk meningkatkan kemajuan bangsa,” tegasnya.

Kolega Muhadjir di Univeritas Negeri Malang juga menyambut gembira atas penghargaan Bintang Mahaputera itu. Muhadjir adalah menteri pertama dari UM (dulu IKIP Malang). “Nderek sangat senang Pak Menko menerima Bintang Mahaputera. Sukses selalu,” kata Dr Waras, dosen UM yang pernah jadi anak buahnya di Asrama Mahasiswa UM.

Bintang Mahaputera Adipradana merupakan tanda kehormatan yang diberikan Presiden kepada seseorang yang dinilai mempunyai jasa yang besar terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, yang menyatakan beberapa syarat khusus untuk menerima Bintang Mahaputera, antara lain berjasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa dan negara.

Selain itu, penerima penghargaan tersebut dinilai karena memiliki pengabdian dan pengorbanan di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, serta bidang lain yang memberi manfaat besar bagi bangsa dan negara. Selain itu, darmabakti dan jasa yang bersangkutan diakui secara luas di tingkat nasional maupun internasional.

Prof Dr Muhadjir Effendy

Muhadjir lahir di Dusun Mojorejo, Desa Klitik, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, 29 Juli 1956. Ia putra ke 6 dari 9 bersudara pasangan Soeroya (wafat tahun 1984) dengan Hj Sri Subitah (wafat tahun 1989). Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Islam Mojorejo yang didirikan ayahnya. Tamat tahun 1968. Malam harinya dia mengaji di mushalla At Thalhah yang persis di depan rumahnya dengan diasuh pamannya, Kyai Zainuddin. Sejak kecil dia dikenal jago qiraat dan dzibaan.

Melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun Madiun tamat tahun 1972. Tamat PGAN 6 tahun di Madiun 1974. Mendapat gelar sarjana muda di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang tahun 1978. Saat menyusun skripsi, dia dibimbing Prof A Malik Fadjar yang sekaligus mentornya. Gelar sarjana diraih di Jurusan Pendidikan Sosial IKIP Malang tahun 1982.

Ia meraih master (S2) dalam bidang Manajemen Administrasi Publik di Universitas Gajah Mada (UGM) 1996. Adapun gelar doktor (S3) ilmu-ilmu sosial diraih di Universitas Airlangga (UA) Surabaya. Di kampus itu dia bersahabat dengan Mensesneg Praktikno. Kini dia juga sebagai guru besar Universitas Negeri Malang (UM). Ia menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Jokowi-JK mulai 27 Juli 2016 menggantikan Anies Baswedan. Kemudian diangkat menjadi Menko PMK pada Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Ia menikah dengan Suryan Widati. Dikaruniai 3 anak. Masing-masing Muktam Roya Azidan, Senoshaumi Hably, dan Harbyanto Ken Najjar. Kedua anaknya di pondok pesantren, sedang yang bungsu di SD Muhammadiyah 5 Jakarta.

Hingga kini dia masih berkhidmat menjadi Ketua PP Muhammadiyah. Selain di Muhammadiyah, Muhadjir semasa mudanya aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). (aii)

Baca Juga:

  • Tiga Aksi, Satu Misi : PT Telkom Menggandeng BMM Wujudkan Pesisir dan Ekonomi Berdaya Di Labuan Bajo
  • Tabir Mulai Tersingkap, Dua Bukti Bertolak Belakang, Hibah Plat Merah Ratusan Juta Diduga Jadi Bancakan
  • H. Rendra Masdrajad Safaat Kunjungi Rumah Keluarga Korban Insiden Jatim Park 1, Soroti Pentingnya Keselamatan Wahana Wisata
  • Oknum Pengacara Terduga Pelaku Penganiayaan Kakek di Malang, Dikabarkan Sebagai Tersangka
  • Kartinian Nang Kayutangan, Ketua DPRD Kota Malang Sebut Event Pionir Agenda Pelestarian Budaya Lokal
  • LKPH UMM Resmi Tandatangani Kontrak Bantuan Hukum 2025, Siap Wujudkan Akses Keadilan
  • UIBU Gelar Riyoyoan Bersama Insan Media dan Organisasi Pers Malang Raya
  • Gelar Konferensi Pers, Persada Hospital Malang Akui Belum Komunikasi dengan Korban Pasien Oknum Dokter Cabul
  • Hadiri Halalbihalal Grib Jaya, Wali Kota Batu Sebut Grib Jaya Bagian Penting Tak Terpisahkan Dalam Proses Pembangunan
  • Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang, Ngaku Hanya Jalankan Standar Pemeriksaan
  • Be the first to comment

    Leave a Reply

    Your email address will not be published.