MALANG (SurabayaPost.id) – Haru dan ceria. Suasana itulah yang mewarnai pemberian santunan pada anak yatim piatu di PPYD Al Ikhlas, Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (1/5/2021).
Samtunan tersebut diberikan oleh tiga lembaga bersama PWI Malang Raya. Di antaranya Panitia Ramadhan Masjid Abdullah Permata Jingga, DBUSA dan JNE.
Mereka memberikan santunan pada 180 anak yatim dan dhuafa itu berupa uang tunai. Selain itu, sembako dan goody bag yang berisi makanan ringan.
Perwakilan Panitia Ramadhan Masjid Abdullah Permata Jingga, Ibu Hastutiningsih mengaku senang bisa bertemu dengan santri PPYD Al Ikhlas. Dia berharap para santri rajin belajar dan bisa mewujudkan cita-citanya.
Sementara itu Ketua PWI Malang Raya Cahyono mengaku bangga. Sebab banyak lembaga peduli pada anak yatim.
“Adik-adik santri PPYD Al Ikhlas kita harapkan bisa mendoakan semoga yang memberi bantuan ini diberi kelancaran dan kesehatan. Aamiin,” katanya.
Pengasuh PPYD Al Ikhlas, Singosari Kabupaten Malang, Ustad Ali Zubair bersyukur atas kepedulian para pihak terhadap anak yatim. “Alhamdulillah. Kita menjadi bagian dari orang-orang yang mencintai anak yatim,” jelas dia.
Dia.menjelaskan bahwa awalnya hanya empat santri. Namun, kata dia, kini menolak karena kapasitas pondok tak bisa menampung.
“Mereka yang hafal Al qur’an dan hadist ini insyaa Allah akan dipertemukan besok. Sebab dari darah daging mereka tumbuh rezeki yang diberikan bapak ibu,” kata dia.
Dia juga berharap PWI Malang Raya bisa mensosialisasikan kondisi sebenarnya PPYD sebagai pondok anak yatim dan dhuafa. “Mereka juga punya banyak keinginan dan cita-cita sebagaimana anak-anak yang punya orang tua,” kata dia.
Diungkapkan dia bahwa pada malam hari raya lebaran, mereka sering menangis. Alasannya, karena rindu orangtua.
Syair-syair kerinduan dan kenangan serta doa untuk orang tua sangat akrab dengan mereka sebagai anak yatim ini. Mereka selalu melantunkan syair lagu tersebut untuk menghibur diri.
Syair lagu itu pun sempat dilantunkan di awal-awal acara pemberian santunan kali ini. Ada tiga anak secara bergantian melantunkan syair yang mengharukan itu.
Keharuan itu berlalu dan berganti keceriaan. Itu setelah Kak Hakim yang ahli dongeng ini mampu membuat anak yatim piatu ini menjadi riang gembira dan ceria.
Mereka terlihat sangat antusias mengikuti dan mendengarkan dongeng Kak Hakim. Ceritanya tentang sahabat Nabi Muhammad, Usman bin Affan.
Disela-sela dongeng, Kak Hakim memberi banyak kejutan. Termasuk hadiah berupa doorprize. Mereka menjawab kuis doorprize dengan cerdas dan menyenangkan. (aji)
Leave a Reply