PROBOLINGGO (SurabayaPost.id) – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo meresmikan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Penelitian (IP2TP) di Desa Muneng, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021).
Pada kesempatan tersebut Mentan yang akrab disapa SYL ini didampingi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin. Selain itu, Bupati Probolinggo, Tantriana Sari, Bupati Jombang Mundjidah Wahab, dan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.
Mentan SYL bersama mereka melakukan panen kacang tanah dan kedelai hitam. Menurut SYL, khusus kedelai hitam Indonesia masih impor 7 ton dari Amerika setiap tahun.
Untuk itu, SYL meminta agar Bupati Probolinggo, Mojokerto dan Jombang serta bupati lainnya mengembangkan komoditas tersebut. Sehingga tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga bisa untuk ekspor.
Dia menjelaskan bahwa tanah Indonesia sangat subur. Menurit dia disinari matahari dan hujan sepanjang masa. Kalau hasil pertanian tak seperti yang diharapkan menurut mantan bupati ini berarti ada yang harus dibenahi.
Itu mengingat, kata politisi NasDem ini, pertanian sangat tahan di tengah kondisi apa pun. Termasuk di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Alasannya, karena selama masa pandemi yang mampu memberikan makan justru dari sektor pertanian. Diakui dia, selama pandemi memang mengalami penurunan. Sebab Mentan tahun 2020 ekspor pertanian dari Indonesia meningkat 15,4%.
Menurut SYL itu nilainya sekitar Rp540 triliuan. Sedsngkan tahun ini hingga triwulan pertama 36,2% atau senilai Rp200 triliun.
Makanya, kata dia, sektor pertanian, seperti komoditas kedelai harus terus dikembangkan. Pengembangan itu, kata SYL tidak harus memakai hamparan lahan yang luas. Sebab, bisa ditanam di halaman-halaman rumah warga.
“Kalau tiap rumah bisa menanam kedelai di atas lahan berukuran 1×10 meter kanan kiri, saya yakin bisa. Satu kecamatan ada 20 ribu bahkan ratusan ribu rumah yang tanam di daerah, saya yakin itu bisa menghasilkan seperti yang diharapkan,” kata dia.
Menurut dia, dalam setiap 1000 rumah ada satu pengelolanya sebagai korporasi. Sehingga, hasil panen kedelai hitam itu bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan bisa untuk ekspor.
Dia yakin, hal itu bisa dilakukan juga pada komoditas selain kedelai. Misalnya, kelapa, ubi jalar dan lain sebagainya.
“Ya, tentunya dengan memanfaatkan teknologi dan hasil inovasi, seperti di IP2TP ini. Karena itu, saya tunggu bulan Agustus Bupati Probolinggo, Jombang dan Mojokerto sudah bisa lakukan ekspor, ya. Saya tunggu ya,” harap SYL.
Dijelaskan dia, IP2TP Muneng ini merupakan satu diantara 5 IP2TP yang berada di bawah Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Mereka meneliti dan mengembangkan varietas unggul tanaman.
Dia sebutkan seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau. Selain itu ubi kayu, ubi jalar dan komoditas Akabi lainnya.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry juga mengungkapkan bahwa varietas unggul yang dihasilkan Balitbang Pertanian didedikasikan untuk mendukung CB 1 sampai CB 5. Bukan hanya ada di Jawa Timur tapi tersebar ke seluruh Indonesia.
“CB 1, yaitu mengembangkan kapasitas peningkatan produksi sampai CB 5, meningkatkan nilai ekspor dengan Geratieks,” ungkapnya.
Dijelaskan dia, kacang tanah yang dipanen merupakan varietas Litbang Garuda 5 yang saat ini tengah menjalani kerja sama kemitraan bersama PT Tuding Putra Putri Jaya memproduksi kacang garing. Sementara untuk kacang kedelai, termasuk varietas Detam 1 digunakan sebagai bahan baku kecap Kipas Sate oleh CV Mustika Digdaya.
Makanya, Mentan SYL mengapresiasi hasil riset yang dilakukan Balitkabi Balitbangtan. Hal itu menurutnya harus disebarkan dan diaplikasikan secara massif di wilayah lain agar sektor pertanian terus bergerak dan berperan dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Kami hadir di sini, Kementan, Komisi IV DPR RI tidak lain untuk mengakselerasi daerah. Dalam hal ini Bupati Probolinggo dalam rangka mempersiapkan varietas kedelai dalam skala massif, yaitu varietas Detam,” ungkap dia.
Varietas itu, kata SYL, diharapkan terus dikembangkan dengan memperluas dan meningkatkan jumlah bibit sebar. Kementan menurutnya siap mengintroduksi kepada wilayah-wilayah yang cocok.
Karena itu, SYL berharap Probolinggo, Mojokerto dan Jombang berhasil bukan hanya pada sektor pertanian dalam jumlah luasan yang besar. Tapi juga mampu mengoptimalisasi lahan-lahan pekarangan di setiap rumah dengan menanam sesuatu yang bernilai ekonomi.
“Jika itu dikonsolidasi dalam bentuk korporasi, saya yakin bisa menjadi hal yang luar biasa. Kita bisa ekspor seperti ubi ke China dan kecap ke Belanda dan Australia seperti yang barusan kita berangkatkan,” pungkasnya. (@ji)
Leave a Reply