MALANG (SurabayaPost.id) – Omzet penjualan eceran di wilayah kerja (Wilker) Bank Indonesia (BI) Malang, khususnya Kota Malang tumbuh positif. Hal itu berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) Malang.
Menurut Kepala BI Malang, Azka Subhan Aminurridho, berdasarkan hasil pelaksanaan SPE Bank Indonesia Malang, perkiraan omzet penjualan pada bulan Juni 2021 tumbuh positif.
“Pertumbuhannya sebesar 6,35% (mtm). Sedangkan bulan sebelumnya terkontraksi sebesar -12,61% (mtm),” ungkap Azka Subhan Aminurridho, Jumat (9/7/2021).
Rinciannya, disebutkan dia bahwa share omzet penjualan eceran masing-masing kelompok terhadap total kelompok komoditas didominasi oleh kelompok kendaraan sebesar 52,91%. Lalu, diikuti oleh kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 17,23%, serta suku cadang dan aksesori sebesar 9,26%.
Menurut dia, pertumbuhan omzet perkiraan penjualan di bulan Juni 2021 didorong oleh naiknya omzet dari beberapa kategori usaha. Kategori usaha dengan pertumbuhan omzet tertinggi diperkirakan berasal dari kelompok kendaraan 14,91% (mtm), kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya 10,96% (mtm), serta kelompok barang budaya dan rekreasi 9,15% (mtm).
Kategori kelompok kendaraan, tutur dia, tercatat tumbuh sebesar 14,91% (mtm) meningkat jika dibandingkan dengan realisasi penjualan pada bulan Mei 2021 yang terkontraksi sebesar -22,84% (mtm).
“Peningkatan tersebut disebabkan oleh melonjaknya permintaan konsumen seiring dengan perpanjangan insentif fiskal berupa tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor,” jelas dia.
Itu mengingat, lanjut dia, perpanjangan fasilitas PPnBM DTP 100% untuk penjualan kendaraan dengan kriteria tertentu dilakukan hingga bulan Agustus 2021. Selanjutnya, periode untuk diskon PPnBM DTP 50% diperpanjang sampai bulan Desember 2021.
Selanjutnya, kata Azka, pertumbuhan omzet penjualan terjadi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya yang diperkirakan tumbuh 10,96% (mtm). Ditengah masih berlanjutnya kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro menyebabkan masyarakat lebih banyak beraktivitas dari rumah.
Kondisi tersebut menurut dia, mendorong permintaan konsumen terhadap kebutuhan perabot rumah tangga terutama untuk sub sektor meubel/furniture. Harapannya agar aktivitasnya dapat berjalan lancar dan nyaman.
Selain itu, kata Azka, kelompok barang budaya dan rekreasi juga tercatat tumbuh positif sebesar 9,15% (mtm). Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan realisasi penjualan pada bulan Mei 2021 sebesar 0,27% (mtm).
“Maraknya promo dan diskon persiapan jelang tahun ajaran baru sekolah serta masa liburan sekolah menjadi pendukung peningkatan penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi,” pungkas dia. (@ji)
Leave a Reply