MALANG (SurabayaPost.id) – Keahlian berkomunikasi dan berkarakter (soft skill) masih menjadi masalah SDM SMK di dunia kerja. Sebab, keahlian teknik kerja (hard skill) meski sudah mumpuni, namun masih belum cukup.
Untuk itu diperlukan soft skill seperti kreativitas, mudah bersosialisasi dengan tim di lingkungan kerja. Selain itu, juga integritas dan kedisiplinan yang tidak kalah penting dengan hard skill.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek dan Teknologi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.
Dia menjelaskan bahwa keluhan aspirasi pengguna tenaga kerja seperti itu bisa terjadi “Itu karena guru- guru lupa mengajarkan soft skill dan karakter karena terlalu fokus pada hard skill, ” kata dia.
Padahal, lanjut dia, setelah diterjunkan dalam dunia kerja, ternyata tidak sama dengan praktek di laboratorium. Makanya, Wikan Sakarinto, mengingatkan hal itu saat membuka Diklat Upskilling dan Reskilling Guru SMK Berstandar Industri, melalui Daring di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (PPPTK BOE) Malang bekerjasama dengan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (MITRAS DUDI), Senin (11/10/2021).
“Terkait dengan komplain pengguna tenaga kerja ini, ditargetkan dengan memaksimalkan link and match dengan dunia usaha dunia industri, tidak hanya seremoni pada MoU saja. Namun keterlibatan dunia kerja dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi sangat penting. Menyusun kurikulum bersama, memasukkan materi industri,” terang Dirjen Vokasi dalam penyampaian secara daring sekaligus membuka secara resmi Diklat.
Sementara itu, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, S.E., M.A, selaku Pelaksana Tugas (Plt) BBPPMPV BOE Malang menjelaskan, Diklat untuk para pengajar itu, dari SMK Pusat Keunggulan dari seluruh Indonesia.
“Salah satunya, dengan memberikan materi sofkill kepada para guru, untuk nantinya, diimbaskan kepada setiap satuan pendidikan di sekolahnya masing masing. Termasuk siswa dan sekolah yang ada di sekitarnya,” terang Pelaksana Tugas (Plt) BBPPMPV BOE Malang.
Ia menambahkan para peserta Diklat, akan mendapatkan materi selama 2 minggu. Semua disiapkan untuk memberikan materi dan meyiapkan lulusan terbaik dan kompeten. Sehingga, ketika siswa lulus sudah siap kerja. Karena sudah kompeten di bidangnya baik secara hard skill maupun soft skill.
Menurutnya, guru–guru sebagai ujung tombak, bagaimana menciptakan sistem belajar yang menyenangkan. Guru sebagai fasiitator dalam kegiatan belajar, berdasarkan praktek. Kurikulum fokus pada ketrampilan softskill dan pengambangan karakter.
Disinggung lulusan SMK yang masih tinggi dalam angka pengangguran, Plt yang juga menjabat sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi itu menjelaskan, bahwa hal itulah yang memang harus dirubah.
“Itulah yang menjadi visi perubahan. Dirjen ini kan masih baru. Masih banyak yang harus dirubah. Yang dilakukan saat ini, juga dalam rangka menyiapkan siswa. Karena itu, beragam langkah dilakukan. Salah satunya keterlibatan dunia industri dalam mengajar. Sehingga SDM tahu pasti apa yang dibutuhkan oleh dunia industri.,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha, BBPPMPV BOE Dr Ir Abd Rochim menerangkan, diklat saat ini, sudah yang ke 3 kalinya. Diikuti 127 peserta dari 25 propinsi di seluruh Indonesia, terbagi dalam 10 kelas.
“Hari ini pembukaan, peserta dibagi 10 kelas sesuai themanya masing masing. Ada finishing kayu mebel dan bangunan, instalasi plumbing dalam gedung, penggunaan autocard 2 dimensi dan tema lainya,” terang Abd Rochim.
Diklat dilaksanakan dalam 2 minggu atau 100 jam. Selanjutnya, peserta akan magang didunia industri selama 1 minggu. Diakhiri dengan uji sertifikasi.
“Tidak hanya siswa yang magang. Gurunya juga magang. Semua adalah untuk menyiapkan SDM yang kompeten di bidangnya,” pungkasnya. (Lil).
Leave a Reply