GRESIK (SurabayaPost.id)–Membangun gedung Pudak Galery dengan anggaran APBD senilai Rp8 milir berdalih untuk kepentingan ekonomi masyarakat faktanya tidak ada inovasi dan kini menjadi gesung mubadzir, diakui oleh Ketua Komisi II DPRD Gresik Asroin Widiana. Disampaikan Asroin saat wakil rakyat ini mengunjungi gedung di Jl Pahlan itu.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Gresik ini juga melihat hanya ada 2 stan pedagang yang masih bertahan, yakni penjual minuman di lantai 1 dan pedagang kopi di lantai 2. Sedangkan stand lainnya tampak kosong dan tidak ada aktifitas.
“Jadi, sekarang bagaimana Pudak Galeri dengan sarana-prasarana bisa hidup. UMKM bisa kerasan (betah). Pengunjung akhirnya datang. Makanya, Diskop harus punya terobosan untuk meramaikan,” kata Asroin.
Dalam sidaknya, Asroin juga berbincang dengan penunggu stan yang masih buka di Pudak Galeri. Ketua Komisi II DPRD Gresik yang didampingi Plt Kepala Diskoperindag, Malahatul Farda itu berujar, gedung tersebut dibangun untuk memberdayakan UMKM di Kota Pudak.
“Dulu setelah selesai kontruksi, sarana dan prasarana harus diserahkan, sehingga OPD dalam pengelolaan bisa maksimal,” tandas dia.
Disebutkan, mencukupi sarana dan prasarana itu penting. Sebab, Pudak Galeri bisa hidup dengan fasilitas yang memadai. Karena itu, Asroin memberikan saran jangan sampai pembangunan Pudak Galeri tidak sesuai perencanaan awal.
“Makanya, kami akan mencarikan solusi mengapa Pudak Galeri tak bisa jalan sesuai rencana awal,” tuturnya.
Dia menambahkan, Komisi II DPRD Gresik bakal menggelar rapat evaluasi triwulan II terkait kondisi Pudak Galeri. Mengingat, bangunan yang dibuka lagi sejak awal November 2021 itu menjadi tanggung jawab sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).
“Rencana akan kami lakukan pemanggilan Diskop dan OPD terkait untuk evaluasi triwulan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik Malahatul Farda menyebut, sepinya UMKM yang berjualan di Pudak Galeri bukan karena pihaknya tidak berupaya. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan pedagang ogah berjualan.
“Di antara para UMKM tak lagi berjualan di Pudak Galeri, karena punya stan banyak di tempat lain. Sementara stan di Pudak Galeri tak ada yang menunggu. Juga ada pemilik stan yang rumahnya jauh. Jalan yang dilewati macet. Sehingga, pilih tak jualan,” urai Farda.
Fardah menjelaskan, Diskoperindag Gresik terus berupaya untuk meramaikan Pudak Galeri dengan OPD terkait. Seperti, dinas perhubungan yang mengelola parkir pengunjung.
“Dishub akan evaluasi jam parkir. Kemudian, rekayasa lalu lintas untuk pengunjung,” kata Farda.
Dia pun tidak menampik, aset pengelolaan gedung Pudak Galeri belum diserahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) setelah selesai dikerjakan. Farda mengajak bersama-sama untuk evaluasi kekurangan dan meramaikan Pudak Galeri.
“Saya mohon masukan untuk meramaikan Pudak Galeri,” ucapnya.
Sebagai upaya untuk meramaikan Pudak Galeri, lanjut Farda, pihaknya saat ini terus mengadakan beragam acara dengan mengundang berbagai pihak.
“Hari ini Diskop kerja sama dengan Bank BCA untuk pelatihan UMKM e-Katalog dengan Blibli.com. Ini bagian upaya kami untuk meramaikan Pudak Galeri,” ungkapnya.
Disinggung soal kondisi Pudak Galeri yang panas, mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Gresik itu berjanji segera mengusulkan adanya perbaikan infrastruktur.
“Sehingga, penjual dan pembeli bisa kerasan,” pungkasnya.
Leave a Reply