MALANGKOTA (BM) – Sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang gelar rembuk stunting, di Ijen Suites Resort & Convention Malang, Senin (04/09/2022)
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji mengatakan, Rembuk Stunting ini diharapkan dapat menyepakati program dan kegiatan pencegahan stunting yang terintegrasi antara intervensi spesifik dan sensitif.
“Percepatan penurunan stunting menjadi salah satu proyek prioritas strategis dalam RPJMN. Libatkan potensi pentahelix sejak awal sampai tahap evaluasi,” ujar Sutiaji, dalam sambutannya.
Dia juga menjelaskan, Kota Malang sendiri mengalami pergerakan yang baik. Seperti diketahui, angka stunting di Kota Malang tahun sebelumnya masih di angka 14 persen.
“Tahun ini mengalami penurunan, sekarang 9,5 persen, ini riil karena berdasarkan bulan timbang,” imbuhnya.
Berdasarkan keterangannya, penunjang besarnya stunting sendiri terdapat berbagai instrumen. Salah satunya adalah banyaknya pasangan usia subur.
“Pasangan usia subur jadi yang rawan berpotensi stunting. Ada daerah-daerah yang berpotensi stunting karena pasangan usia suburnya tinggi. Alasannya yaitu mereka cenderung tidak mamanaje kehidupannya, kan tidak menutup kemungkinan,” kata Sutiaji.
Untuk itu, dirinya meminta kepada seluruh pimpinan di tingkat kelurahan hingga kecamatan untuk terus mengawasi pergerakan stunting. Menurutnya, dalam menangani stunting tersebut bukanlah tanggung jawab institusi saja, melainkan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan Kota Malang bebas stunting.
Terlebih lagi, Pemkot Malang telah memetakan beberapa wilayah dengan potensi stunting tinggi. Beberapa diantaranya adalah Kelurahan Lowokwaru, Tlogomas hingga Dinoyo. Dia mengaku, wilayah-wilayah potensial tinggi Terhadap stunting ini disebabkan banyaknya pasangan usia subur.
“Meskipun daerah-daerah itu angka kemiskinannya rendah tapi pasangan usia suburnya kan tinggi, sehingga berpotensi stunting. Sehingga kesadaran masyarakat perlu untuk ditingkatkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarafi mengatakan, Rembuk Stunting ini merupakan aksi ketiga dari upaya Pemkot Malang menangani stunting. Aksi pertama adalah penetapan lokasi prioritas stunting, kedua adalah rencan kerja dan itu sudah kita laksanakan semua.
“Jadi ini merupakan kelanjutan dari rencana satu dan dua ini, untuk stunting ini kan holistik ya. Tidak hanya di dalam pemerintah kota malang saja, tapi juga diluar,” kata Husnul.
Senada dengan Wali Kota Malang, dirinya berharap agar penanganan stunting ini dapat diperhatikan oleh setiap elemen masyarakat. Menurutnya, persoalan stunting bukanlah urusan Dinas Kesehatan saja, tetapi semuanya harus bergerak.
“Jadi beberapa stakeholder dan berbagai unsur masyarakat ini kita undang semuanya nanti. Dan yang terpenting adalah komitmen dari semuanya itu,” tandasnya.(lil)
Leave a Reply