KUCHING, MALAYSIA – Wakil Walikota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko baru saja mengikuti rangkaian kegiatan The 5th International Energy Week (IEW) Expo & Summit di Kuching, Sarawak Malaysia. IEW tahun 2023 mengangkat tema, Transitioning Towards Net-Zero Carbon Future. Event ini merupakan kolaborasi Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dengan Kementerian Energi dan Keberlanjutan Lingkungan Sarawak.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas dan menjajaki peluang dalam transisi energi bersih Borneo menuju masa depan nol karbon. Salah satu agenda dalam gelaran tersebut ialah “Roundtable: Focus on Indonesia” dengan sejumlah topik yakni pembahasan Ibu Kota Nusantara, Perdagangan Karbon, serta Green and Resilient City. Nampak mendampingi Wawali Sofyan Edi dalam kegiatan ini; Inspektur Kota Malang, Mulyono, Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Julhardjanto dan Kepala Bagian Pemerintahan Kota Malang, Fahmi Fauzan.
Berkaitan dengan Green and Resilient City, Wawali Sofyan Edi menyebut bahwa perubahan iklim turut berdampak meningkatkan resiko bencana di Kota Malang, utamanya bencana hidrometeorologi. Mengantisipasi hal tersebut, ia mengatakan bahwa Pemerintah Kota Malang telah menyiapkan kebijakan pembangunan kota hijau yang berkelanjutan dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.
“Misi pembangunan Kota Malang yang kedua adalah mewujudkan kota produktif dan berdaya saing, berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan. Komitmen ini terwujud melalui berbagai implementasi seperti ruang terbuka hijau, urban farming, penghijauan, moderinasi TPA Supit Urang, optimalisasi peran bank sampah, digitalisasi layanan air limbah domestik, smart road lighting dan lainnya,” ucap Wawali Sofyan Edi.
Pengelolaan tata ruang kota Malang yang mengarah ke pembangunan kota hijau turut dipaparkan oleh Wawali Sofyan Edi. Lebih lanjut, Bung Edi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Kota Malang memiliki atensi terhadap ruang terbuka hijau. Terdapat 693 taman kota, hutan kota dan jalur hijau sebagai ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Malang. Penghijauan yang terus digalakkan serta pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir yang sistematis dan berkesinambungan menjadi penunjang mewujudkan Kota Malang sebagai kota hijau.
“Penghijauan terus menerus kita galakkan, dimana terdapat lebih dari 13.000 pohon setiap tahunnya. Terkait penanganan sampah, beberapa di antaranya melalui modernisasi TPA Supit Urang serta optimalisasi Bank Sampah di mana Kota Malang menjadi pionir model Bank Sampah di Indonesia sejak tahun 2011,” jelas Bung Edi.
Tidak berhenti di situ, pemanfaatan energi terbarukan dan ramah lingkungan untuk fasilitas umum juga menjadi perhatian Pemkot Malang. Bung Edi menjelaskan Pemkot Malang telah melakukan kerja sama Penerangan Jalan Umum bertenaga surya yang akan dipasang di berbagai titik.
Selain itu, upaya preventif untuk mengantisipasi terjadinya bencana juga telah disiapkan Pemkot Malang. Yaitu Program Kelurahan Tangguh, dimana penanganan bencana dilakukan secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi. Program ini menjadi upaya untuk mempercepat perlindungan masyarakat di kawasan rawan bencana.
“Untuk itu, selain layanan darurat 24 jam melalui 112, terdapat aplikasi kebencanaan sebagai early warning system. Agar penanganan bencana lebih terencana, terpadu, dan terkoordinasi, program kelurahan tangguh pun terus dikuatkan. Melalui program ini sinergi dan integrasi program bencana dan pembangunan dikuatkan, sehingga mempercepat perlindungan masyarakat di kawasan rawan bencana dan meningkatkan kemandirian dan kesadaran masyarakat,” Pungkasnya. (Hms*)
Leave a Reply