Kades Tebaloan ‘Driveri’ Sendi Mobil Siaga, Prioritas Layani Kesehatan Warga

GRESIK (SurabayaPost.id) – Masyarakat Desa Tebaloan Kecamatan Duduksampeyan kini bisa tersenyum lega. Pasalnya pemdes setempat telah menyediakan satu unit mobil serba guna jenis multi purpose vehicle (MPV) yang bertuliskan “Mobil Siaga”. Bahkan saking senangnya, warga menggelar syukuran.

“Mobil siaga ini baru datang Kamis (12/9) lalu, tercatat sebagai aset desa . Karena masih terhitung baru, untuk sementara saya yang menyopiri sendiri mobil ini,” kata Kepala Desa Afuan Afandi, Minggu (15/9).

Kades yang akrab dipanggil Andik ini mengakui, dengan hadirnya mobil siaga ini semakin menambah panjang program pelayanan untuk 3.900 warganya yang tersebar di Dusun Brak dan Dusun Tebaloan.

“Mobil siaga ini bisa digunakan untuk melayani kebutuhan warga, yang mayoritas petambak. Apalagi layanan kesehatan adalah program prioritas saya dalam menjabat,” kata alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Trunojoyo Madura.

Ditambahkan kades yang masih berusia 29 tahun ini, mobil layanan 24 jam ini untuk melayani kegiatan sosial, kesehatan, serta operasional perangkat desa saat memberikan pelayanan kepada warga serta layanan kedaruratan lainnya.

“Sehingga mobil ini bisa membantu meringankan beban warga, yang butuh ke rumah sakit atau keperluan lain, bahkan yang sifatnya mendesak membutuhkan pertolongan. ,” tegasnya.

Karena mobil keluaran 2024 ini belum sepekan menjadi aset desa, kata Andik, pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar musyawarah desa (musdes) terkait standar operasional prosedur (SOP) mobil siaga, yang hasilnya akan ditetapkan sebagai peraturan desa (Perdes).

Diungkapkan Andik, sebenarnya sejak dilantik sebagai kades dua tahun lalu dirinya sudah menyiapkan mobil siaga. Saat itu, mobil tersebut untuk antar jemput warga yang sakit atau sekadar berobat.

“Tetapi mobil yang dipakai itu adalah mobil saya, kadang warga sewa sendiri ke rental yang tentu saja harus membayar cukup.mahal. Saya kasihan, karena rata-rata yang membutuhkan transportasi ekonomi kurang mampu,” ujar Andik.

Andik mengaku kala itu dirinya kerap menjadi jujugan warga, yang mengalami kesulitan mendapatkan transportasi saat mengalami keadaan darurat.

“Saya pernah jemput warga yang sakit stroke di Pacitan. Berangkat jam 2 pagi sampek Gresik jelang Mahgrib,” katanya. (***)